kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Real Estate Indonesia (REI): Akibat virus corona, masyarakat tahan pembelian hunian


Jumat, 03 April 2020 / 13:34 WIB
Real Estate Indonesia (REI): Akibat virus corona, masyarakat tahan pembelian hunian
ILUSTRASI. Ilustrasi penjualan rumah


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sektor properti ikut terkena dampak wabah virus corona (Covid-19). Salah satu yang paling terasa adalah masyarakat menahan pembelian hunian sektor properti pun masih belum mampu bangkit dari keterpurukan.

Hal itu diungkapkan anggota Real Estate Indonesia (REI) dalam webinar "Perlukah Gimmick Marketing di Zaman Corona?" pada Kamis (2/4) melalui aplikasi Zoom.

Selain diikuti para praktisi properti, webinar ini menghadirkan pakar marketing dan Founder & Chairman MarkPlus Inc, Hermawan Kartajaya. Menurut dia, penurunan sektor properti memang dimaklumi. Namun bukan berarti para pemainnya tidak bisa bertahan.

Baca Juga: Apindo: Stimulus ekonomi sebaiknya juga diberikan ke industri selain manufaktur

"Saya mengerti jual properti sekarang pasti susah. Namun ada dua hal harus bisa diusahakan, yaitu surviving dan preparing. Tidak hanya bertahan, tetapi juga bagaimana mempersiapkan bisnis setelah wabah virus corona berakhir," ungkap dia, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Hermawan memprediksi, perekonomian akan normal setidaknya enam bulan lagi, walau virus corona diperkirakan jauh lebih cepat. Selama waktu itu, setidaknya ada beberapa fase yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha, khususnya properti.

Fase kuartal pertama dan kedua bisa dipakai untuk mempertahankan bisnis. Fase kedua, yakni di kuartal kedua dan ketiga bisa untuk preparing atau mempersiapkan bisnis selepas virus corona. Dan fase berikutnya adalah perencanaan bisnis yang diaktualisasikan di kuartal ketiga dan keempat.

"Tapi bukan tidak mungkin ada pula pemain properti yang masih growing. Di saat seperti ini bukan lagi surviving, tapi bagaimana memaksimalkan service kepada konsumen. Karena kalau tidak dimaksimalkan, ketika corona berakhir bisnisnya justru akan sulit. Konsumen tidak dimaksimalkan. Surviving lebih bisa dilakukan oleh pemain kecil. Perhatikan cashflow, maksimalkan pemasukan yang ada. Kalau tidak ada penjualan, komunikasikan kalau Anda mampu bertahan dan sudah siap ketika corona selesai. Agar konsumen tahu," sambung Hermawan.




TERBARU

[X]
×