kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sampoerna genjot produksi tembakau


Senin, 01 Agustus 2016 / 12:20 WIB
Sampoerna genjot produksi tembakau


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JEMBER. Produksi tembakau Indonesia terus melorot dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada tahun lalu produksi tembakau mencapai 164.000 ton, tahun ini produksi diprediksi maksimal 140.000 ton. Penurunan produksi ini salah satunya akibat cuaca La Nina. Selain itu maraknya impor membuat petani enggan menanam tembakau.

Namun, keberadaan tembakau lokal dinilai masih sangat penting bagi industri rokok, seperti PT HM Sampoerna Tbk. Perusahaan ini mengklaim butuh tembakau lokal untuk memproduksi rokok kretek merek Dji Sam Soe.

Kepastian pasokan bahan baku tembakau ini membuat emiten berkode saham HMSP  di Bursa Efek Indonesia ini harus menggandeng petani tembakau di Jember Jawa Timur. Jember merupakan salah satu sentra tembakau Indonesia.

Elvira Lianita, Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communication HM Sampoerna mengklaim, saat ini telah bekerjasama dengan 27.000 petani tembakau yang menggarap lahan seluas 22.700 hektare (ha). "Melalui kerjasama ini, Sampoerna bisa mendapatkan jaminan pasokan tembakau sedangkan petani juga memperoleh jaminan pasar," ujarnya, akhir pekan lalu.

Dengan asumsi produksi tembakau rata-rata 1,2 ton per ha, dari kerjasama ini Sampoerna berpotensi memperoleh pasokan tembakau dari Jember sebanyak 27.240 ton.

Selain di Jember, Sampoerna juga berupaya mengamankan pasokan bahan baku tembakau lokal dengan menjalin kemitraan dengan petani di berbagai sentra tembakau lainnya seperti Lombok, Wonogiri, Malang, Rembang, Blitar, dan Lumajang.

Sebagai informasi, mengutip riset Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), dengan kapasitas pabrik yang ada saat ini, kebutuhan tembakau industri rokok mencapai 363.130 ton pada 2015. Namun, tahun lalu, produksi tembakau dalam negeri cuma 164.000 ton. Dengan kapasitas produksi pabrik yang tidak maksimal, industri rokok sudah mengimpor tembakau sebanyak 81.091 ton untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Tahun ini produksi tembakau juga diprediksi turun lagi sekitar 20% akibat La Nina. Untuk mengantisipasi, HMSP telah menyiapkan rekayasa untuk melindungi tanaman saat musim hujan tiba. Adapun musim tanam tembakau tahun ini diperkirakan baru mulai pada bulan Agustus ini.

Soal berapa kebutuhan tembakau Sampoerna tahun ini, Elvira enggan membeberkan Ia hanya menyebut HMSP telah menguasai 34,1% pangsa pasar rokok Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×