kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saranasentral Bajatama (BAJA) targetkan penjualan 80.000 ton baja hingga akhir tahun


Jumat, 11 Oktober 2019 / 16:55 WIB
Saranasentral Bajatama (BAJA) targetkan penjualan 80.000 ton baja hingga akhir tahun
ILUSTRASI. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) memiliki target penjualan yang tidak muluk-muluk pada tahun ini. Tahun ini, BAJA mematok target penjualan lebih rendah dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun lalu, yakni sebanyak Rp 1,1 triliun atau setara dengan kurang lebih  80.000 ton baja.

Direktur Utama  Saranacentral Bajatama Handaja Susanto mengatakan, penurunan target penjualan dilakukan lantaran perseroan tengah berfokus untuk memperbaiki kinerja perusahaan dari sisi laba bersih. “Prioritas utama saat ini adalah perbaikan dari sisi margin,” ujar Handaja kepada Kontan.co.id, Jumat (11/10).

Catatan saja, pada tahun 2018, BAJA mencatatkan penjualan senilai Rp 1,27 triliun. Angka tersebut naik 5,05% apabila dibandingan realisasi penjualan BAJA di tahun 2017 yang sebesar Rp 1,21 triliun.

Meski demikian, BAJA juga membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 95,49 miliar di tahun 2018. Jumlah tersebut lebih besar 290% bila dibandingkan dengan rugi tahun berjalan yang dibukukan di sepanjang tahun 2017, yakni sebesar Rp 24,48 miliar.

Baca Juga: Analis menilai industri baja masih kurang menarik

Adapun strategi yang ditempuh BAJA guna memperbaiki kinerja dari sisi laba bersih dilakukan melalui dua cara. Pertama, BAJA akan lebih memfokuskan penjualan pada lini produk yang dinilai paling menguntungkan, yakni lini produk saranalum.

Menurut Handaja, lini produk saranalum saat ini memiliki prospek penjualan yang lebih baik bila dibandingkan dengan lini produk galvanis. Selain itu, saat ini bisnis lini produksi galvanis juga dinilai kurang menguntungkan lantaran maraknya serbuan produk galvanis impor.

Selain itu, kedua, upaya perbaikan margin juga dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi pada biaya produksi dengan menerapkan preventive maintenance program guna meminimalisir output produksi yang tidak efisien.

Handaja mengatakan, dampak dari penerapan langkah-langkah di atas pada sisi laba bersih sudah mulai dirasakan oleh perseroan pada paruh pertama tahun 2019. Mengutip laporan keuagan BAJA pada semester I 2019, rugi tahun berjalan yang dibukukan oleh BAJA pada paruh pertama tahun 2019 memang turun sebesar 72,86% menjadi Rp 8,91 miliar secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, rugi tahun berjalan pada semester I 2018 mencapai Rp 32,87 miliar.

Baca Juga: Meski baja tulangan harus SNI, pemerintah tidak tutup impor baja

Menurut keterangan Handaja, hingga September 2019, BAJA  telah menjual 52.000 ton atau setara dengan Rp 713 miliar. Artinya realisasi penjualan BAJA  telah mencapai sekitar 64,81% dari target tahunan hingga September 2019.

Menurut Handaja, realisasi kinerja hingga kuartal III masih sejalan dengan target penjualan dan peningkatan kinerja yang berusaha dikejar oleh perseroan. Handaja optimistis prospek penjualan baja ke depannya akan semakin baik seiring dengan meningkatnya realisasi proyek-proyek pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×