kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, ekspor kayu olahan Indonesia lebih dari US$ 6 miliar


Senin, 16 Juli 2018 / 20:11 WIB
Semester I, ekspor kayu olahan Indonesia lebih dari US$ 6 miliar
ILUSTRASI. Aktifitas Pekera di Rumah Pemotongan Kayu


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga semester I tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat ekspor kayu olahan lebih dari US$ 6 miliar.

Berdasarkan produk, ekspor chipwood (serpoh kayu) sekitar US$ 24 juta bangunan prefabrikasi sekitar US$ 2,4 juta, ekspor furniture kayu US$ 698 juta, ekspor panel US$ 1,25 miliar, ekspor kerajinan sekitar US$ US$ 48 juta, paper sekitar US$ 1,98 miliar, ekspor pulp sekitar US$ 1,29 miliar, veneer sekitar US$ 53 juta dan woodworking sekitar US$ 645 juta.

Melihat pencapaian ini, KLHK pun optimistis mencapai target ekspor yang sudah ditetapkan di awal tahun. Tahun ini, KLHK menargetkan ekspor kayu olahan meningkat sekitar 10%, dari US$ 10,9 miliar menjadi US$ 12 miliar.

"Dengan melihat trennya seperti ini, kami berharap target tersebut sudah tercapai. Namun, kita belum mengetahui bagaimana ke depan mengingat Amerika Serikat yang akan mereview Generalized System of Preference (GSP). Ada beberapa woodpanel yang masuk, ini bisa menganggu ekspor kita," ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK Rufi'ie kepada Kontan.co.id, Senin (16/7).

Di sisi lain, Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dodit Ridho Nurrochmat mengatakan target yang dipasang oleh KLHK ini masih bisa dicapai. Hal ini mengingat Indonesia mengekspor barecore dalam jumlah yang cukup besar.

"Dalam 3-4 tahun terakhir, Indonesia cukup dominan dalam mengekspor barecore, di banyak dianggap sebagai kayu lapis, tetapi sebenarnya tidak. Kita pengekspor barecore nomor 2 setelah China," ujar Dodik.

Dodik mengatakan, ekspor kayu Indonesia ke Amerika memang bisa terkendala lantaran adanya rencana AS mereview beberapa sektor di GSP. Namun, menurutnya, Indonesia bisa mengambil kesempatan mengekspor produk kayu olahan ke AS lantaran adanya perang dagang di antara kedua negara tersebut.

Menurut Dodik, 90% bare core yang diekspor ditujukan ke China. Melihat ini, Dodik berpendapat bahwa China sebenarnya melakukan re-ekspor.

"Kalau AS menerapkan bea masuk yang tinggi ke China, harganya akan menjadi mahal. Ini peluang bagi kita untuk bisa langsung mengekspor ke Amerika. Jadi pertama kita perlu melihat, apa saja item yang berpotensi bisa kita ekspor ke AS," tandas Dodik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×