kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Masela, Jonan juga finalisasi proyek gas jumbo IDD Chevron


Jumat, 24 Mei 2019 / 11:41 WIB
Setelah Masela, Jonan juga finalisasi proyek gas jumbo IDD Chevron


Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan kembali membuat keputusan penting dalam bisnis hulu migas. Proyek IDD Chevron yang sebelumnya deadlock, kini bisa diputuskan.

Hari ini, dalam kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ke kantor pusat Chevron di Houston,Amerika Serikat akan dibahas finalisasi pengembangan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD).

Pertemuan tersebut turut dihadiri Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Amerika Serikat Mahendra Siregar, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar, Konsul Jenderal RI di Houston Nana Yuliana, dan Staf Khusus Menteri ESDM Eddi Hariyadhi.

Sekadar informasi, sejak 2008 terus dilakukan pembahasan mengenai keekonomian proyek yang terdiri atas lapangan gas pada wilayah kerja eksplorasi Rapak dan Ganal di Selat Makassar namun sempat terhenti beberapa kali.

Proyek IDD sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang menjadi fokus perhatian Pemerintah untuk dapat segera diwujudkan.

Demi mewujudkan PSN tersebut, pembahasan lanjutan antara Wakil Negara RI dan manajemen tertinggi Chevron ini perlu dilakukan untuk dapat memastikan penanganan proyek IDD sesuai harapan tersebut.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dikesempatan terpisah bilang pertemuan tersebut penting untuk mempercepat berjalannya proyek IDD.

"Pemerintah ingin proyek IDD bisa dipercepat, dan bisa memberikan keekonomian yang terbaik bagi negara dan juga investor, demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, " tandas Dwi.

Seperti diketahui, proyek IDD Chevron Tahap II Gendalo-Gehem juga terkendala soal investasi. Pemerintah keberatan dengan pengajuan investasi US$ 18 miliar yang disodorkan Chevron di proyek IDD tahap II.

Pemerintah ingin investasi di proyek tersebut hanya sebesar US$ 10 miliar. ASatu tas keinginan itu, hingga saat ini Chevron belum memperbaiki proposalnya. Sejauh ini Chevron baru berhasil mengembangakan proyek IDD Tahap I, yaitu Lapangan Bangka yang telah memulai produksi pada tahun 2016 lalu.

Dalam proyek IDD, Chevron Indonesia Company bertindak sebagai operator sekaligus pemegang hak partisipasi sebesar 63%. Adapun sisa kepemilikan hak partisipasi dipegang oleh mitra joint venture Chevron di proyek IDD, yaitu Eni, Tip Top dan PHE.

Sebelumnya, Lembaga Analis Energi Internasional, Wood Mackenzie, memprediksikan Chevron akan berpikir ulang untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Menurut Mackenzie, terlepasnya Blok Rokan dari tangan Chevron menjadi alasan utama pertimbangan tersebut.

Analis Wood Mackenzie, Johan Utama mengungkapkan, tanpa Blok Rokan, portofolio Chevron akan fokus pada proyek IDD. "Saat ini Chevron telah berjuang untuk membuat kemajuan proyek IDD tersebut," kata dia.

Corporate Manager Communication Chevron Pacific Indonesia, Danya Dewanti menyatakan, pihaknya masih terus melanjutkan pembicaraan dengan Pemerintah Indonesia terkait proyek IDD tahap II. "Kami tetap berkomitmen menjalankan rencana kerja kami," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×