kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,87   8,42   0.91%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setrum mati, udang petambak plasma AWS mati


Jumat, 13 Agustus 2010 / 15:04 WIB
Setrum mati, udang petambak plasma AWS mati


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Petambak plasma PT Aruna Wijaya Sakti mengalami kerugian akibat adanya pemadaman listrik yang terjadi di areal tambak mereka.

Para petambak mengaku, dampak pemadaman listrik tersebut membuat siklus kehidupan udang milik mereka mati. “Listrik itu berfungsi untuk mennjalankan kincir untuk pemberian oksigen di tambak,” kata Towilun, salah seorang petambak yang juga Ketua LMPK Kampung Bumi Dipasena Utama dalam siaran yang diterima Kontan Jumat (13/8).

Towilun menyebutkan, listrik yang dialirkan kepada petambak dan dipasok dari PT Aruna Wijaya Sakti itu padam selama lebih dari 10 jam, atau padam dari pukul 23.00 WIB (11/08) sampai dengan 08.00 WIB (12/08). “Kincir yang terhenti membuat udang mati sehingga petambak mengalami kerugian yang parah,” kata Towilun.

Petambak yang mengalami kerugian tersebut diantaranya ada di di Blok II modul 2, modul 3, modul 4 dan blok III modul 30. Hitung punya hitung, total jumlah tambak yang merugi mencapai 190 tambak dan kurang lebih sebanyak 96 orang petani plasma. “Total kerugian kami sebanyak 115.450 kg, ini data yang masih sementara, ” kata Towilun.

Towilun menghitung, petani plasma setidaknya telah mengalami kerugian Rp 25-35 juta akibat padamnya arus listrik ke plasma tersebut. Kerugian tersebut terjadi karena petambak seharusnya bisa membuahkan hasil kinerjanya pada satu bulan lagi. “Kami kecewa karena perusahaan tidak serius mengurus soal lampu, masa lampu bisa mati sampai 10 jam,” katanya.

Pada siklus ke-2 bulan Maret lalu, kejadian serupa juga pernah terjadi dan petambak mengaku belum mendapat penyelesaian dari pembayaran kerugian dari plasma.

Menurut data yang dihimpun oleh Pengurus Perhimpunan Petambak plasma Udang Windu (P3UW) tambak yang mengalami kematian total adalah di Blok 2 sebanyak 158 tambak dan Blok 3 sebanyak 32 tambak, rata-rata udang yang mati 1.092 kg/tambak.

Memang tidak seluruh tambak udang tersebut mati; masih ada yang hidup tetapi dengan tingkat stress yang tinggi karena suplai oksigennya turun. Karena stress, udang tersebut akan mengalami mengalami tingkat kematian yang tinggi dan ujungnya petani plasma tetap akan mengalami kerugian.

“Walaupun hidup pertumbuhannya lambat,” kata Eko Eko Wahono dari Biro Budi Daya P3UW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×