kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sharp dan Samsung melihat ada peluang pertumbuhan bisnis di tahun 2019


Senin, 14 Januari 2019 / 19:52 WIB
Sharp dan Samsung melihat ada peluang pertumbuhan bisnis di tahun 2019


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian memprediksi di tahun  2019 industri barang logam, komputer, dan barang elektronika tumbuh 3,81% dibanding 2019. Pelaku industri barang elektronik pun optimis pasar tahun ini bisa berkembang.

Andry Adi Utomo, Senior General Manager National Sales PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) menilai permintaan akan tumbuh dari produk seperti air conditioner (AC), mesin cuci (washing machine) dan produk-produk small home appliances (SHA). "Permintaan industri naik karena faktor rasio peneterasi ketiga produk itu masih kecil dibawah 40%," kata Andry kepada Kontan.co.id, Senin (14/1).

Selain itu, ketersedian listrik dari jaringan listrik juga banyak berperan bagi industri elektronik. Dengan makin banyak daerah tersambung listrik maka industri elektronik akan berkembang. Dan diharapkan tahun ini bisnis properti juga akan tumbuh. "Untuk itu tahun ini ditargetkan penjualan kami tumbuh 15%," kata Andry.

Adapun Sharp menargetkan pertumbuhan penjualan tahun 2018 bisa naik 10%-15% atau di kisaran Rp 9 triliun. Andry mengaku target sudah tercapai dan penjualan terbantu terutama di produk kebutuhan rumah tangga (home appliances). Seperti mesin cuci, AC dan juga lemari es.

Sedangkan untuk produk audio visual seperti televisi menurutnya hanya tumbuh tipis. Hal ini diprediksi karena konsumen kemungkinan berpindah (shifting) menonton ke smartphone. Hal ini menjadi tantangan bagi industri elektronik yang menjual televisi.

Setali tiga uang, Vice President Samsung Electronics Indonesia, Kang Hyun Lee menjelaskan ada perubahan tren gaya hidup konsumen yang saat ini lebih menyukai pengalaman baru. Yang salah satunya berpegian (traveling). Di lain pihak, konsumen juga semakin sadar merencanakan masa depan mereka dengan menabung dan investasi.

"Ini memberikan tantangan bagi elektronik seperti TV dan peralatan rumah tangga, karena membeli produk elektronik yang tidak memberikan pengalaman baru untuk mereka bukan menjadi prioritas mereka," kata Lee kepada Kontan.co.id, Minggu (14/1).

Bahkan fungsi TV sebagai perangkat yang memberikan pengalaman menonton sudah dapat digantikan dengan smartphone. Oleh karena itu, Samsung terus mengamati keinginan konsumen dari sebuah perangkat rumah tangga.

Alhasil, Samsung terus perbaharui teknologi smart TV agar sebuah TV dapat memberikan pengalaman lebih. Misal dengan terkoneksi internet dapat mencari informasi seperti layaknya komputer, dengan dibenamkan aplikasi film berbayar seperti Netflix atau lainnya. Yang bahkan dapat terkoneksi dengan smartphone dapat memberikan pengalaman menonton film favorit Netflix dari smartphone di layar yang lebih besar (TV).

Memahami pentingnya smartphone dalam kehidupan konsumen, Samsung juga membenamkan inovasi yang menghubungkan home appliances dengan smartphone. "Lemari es Samsung Family Hub yang diperkenalkan di CES 2019 awal tahun ini membenamkan Bixby dengan kemampuan artificial intelligence (AI) untuk membuat aktivitas konsumennya menjadi lebih mudah," tambahnya.

Sayangnya untuk hasil bisnis tahun 2018, dan target kinerja tahun 2019 Samsung belum dapat membeberkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×