kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sibuk berhias demi singkirkan kesan lawas


Selasa, 02 Agustus 2016 / 16:59 WIB
Sibuk berhias demi singkirkan kesan lawas


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: S.S. Kurniawan

Siapa yang tak kenal dengan bus Damri? Boleh jadi, sampai sekarang Anda masih menjadi penumpang setia.

Namun, apakah Anda sudah menjajal layanan Damri terbaru, yakni penjualan tiket lewat online?  

Tak mau ketinggalan oleh gegap gempita bisnis daring  yang juga merambah transportasi, perusahaan angkutan bus milik pemerintah ini ikut menjajal penjualan lewat dunia maya.

Mulai pertengahan 2016, Damri memperkenalkan reservasi online atau penjualan tiket melalui www.ayobis.com atau www.damri.ayobis.com untuk rute-rute tertentu, seperti Jakarta- Solo, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Wonosobo dan Jakarta-Purworejo.

Alhasil, bila Anda berburu tiket, tak perlu lagi mengantri di agen atau kantor penjualan tiket Damri. Seperti kemudahan yang ditawarkan oleh moda transportasi umum lainnya, Anda bisa memesan tiket lewat telepon pintar atau personal komputer.

Damri memang tak membuat sendiri sistem untuk penjualan daring ini. Mereka menggandeng kerjasama dengan vendor, yakni PT KVS Infotech Service sebagai pemilik Ayo Bis.

Arifin, Sekretaris Perusahaan Damri mengatakan, reservasi daring ini sebenarnya sudah dirintis Damri sejak dua tahun silam yakni melalui Bos Onlie System yang diterapkan untuk agen. Namun, reservasi mandiri atau penjualan langsung ke konsumen lewat jalur daring, Damri baru luncurkan pada Juni ini.

“Karena kami harus melakukan pengujian bahwa sistem ini valid dan clear,” cetus Arifin.

Pengujian ini termasuk apakah sistem baru ini akan merugikan agen yang selama ini menjadi partner mereka. Menurut Arifin, pada sistem baru ini agen tak rugi, sebab, mereka tetap akan mendapat fee dari Ayo Bis.

“Mereka dapat fee dari penumpang yang akan diarahkan untuk berkumpul pada agen terdekat,” terang dia. Sementara, bentuk kerjasama antara Damri dan Ayobis.com adalah revenue sharing.

Perlahan tapi pasti, Damri akan berubah. Meski berstatus perum yang menjadi andalan pemerintah dalam bisnis transportasi, Damri tetap harus mengikuti arus dalam persaingan bisnis.

Sayangnya, sebagai perusahaan yang telah lama berdiri, kesan lawas hinggap dalam wajah Damri. Apalagi, bila melihat bus-bus yang melayani rute tujuan kota-kota di Pulau Jawa.

Rupa bus yang terlihat tua dan kurang segar itu membuat orang memicingkan mata terhadap Damri bila harus menempuh perjalanan jauh. 

Arifin pun tak memungkiri adanya anggapan Damri yang identik dengan angkutan tua. Dia bercerita, seorang dosen salah satu universitas terkenal yang tak mau lagi menumpang Damri lagi lantaran menganggap kondisi bus yang jelek.

Tak hanya Pak Dosen, anggapan yang sama pun terlontar dari sejumlah masyarakat.

Untuk menghapus imaji tersebut, Damri pun menyiapkan strategi baru. Ya, tahun 2016 ini Damri melakukan berbagai gebrakan demi mengerek citra perusahaan, sekaligus meningkatkan kinerja.

Tingkatkan peran TI

Nah, reservasi tiket online ini menjadi salah satu langkahnya. Tapi bukan itu saja, perusahaan yang dulu bernama Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (DAMRI) ini juga punya sederet langkah perbaikan untuk mendukung layanan pada konsumen. 

Yang pertama ialah menerapkan pemakaian teknologi informasi (TI). Tiket online menjadi bagian dari poin ini. Lainnya, Damri juga menyediakan sistem pemantauan penumpang atau passanger information system.

Layanan ini bermanfaat baik bagi penumpang, pengemudi bus maupun pengelola atau manajemen Damri. Bagi penumpang, sistem yang berbentuk aplikasi ini bisa memungkinkan mereka mengetahui waktu kedatangan bus.

Mereka bisa menghemat waktu tanpa perlu mengantri di terminal, bahkan bisa memonitor anggota keluarga yang sedang dalam perjalanan. “Bila ada keluarga yang akan datang dan ingin menjemput misalnya, mereka bisa memperkirakan waktu lebih tepat,” kata Arifin.

Sementara, bagi pengelola Damri, sistem ini mempermudah memantau lokasi keberadaan armada bus, kondisi bus dan awak bus yang beroperasi.

Pada layanan ini, Damri menggandeng kerjasama dengan operator seluler. Hanya, layanan ini berlaku untuk bus-bus bandara Damri saja.

Pemantauan lewat sistem TI tak hanya berlaku bagi penumpang. Untuk memudahkan pengelola melakukan perawatan Damri menyiapkan fleet management system atau sistem yang mengendalikan armada. 

Dari sistem ini, Arifin bilang, pengelola bisa memantau perilaku pengemudi di jalan. “Mereka ugal-ugalan atau enggak, suka mengerem mendadak atau melanggar marka jalan, bisa terpantau,” jelas dia.

Selain itu, fleet manajemen system ini juga bisa memonitor kondisi mesin. Bila ada overheat, sistem akan memberi sinyal pada pengemudi saat mesin bus sudah terlalu panas. “Sebab pengemudi sering lupa melihat indikator yang ada di dashboard,” kata Arifin.

Sistem ini juga bisa memberi info kepada pihak bengkel dan pengemudi soal jadwal bus masuk dalam dalam perawatan. “Begitu limit terlampaui, bus akan terkunci atau tidak bisa  dinyalakan,” cetus Arifin.

Alhasil, dengan berbagai sistem ini Damri menjamin kondisi bus benar-benar prima, sehingga terhindar dari komplain bus mogok di jalan dan lainnya.   

Tak hanya itu, penggunaan TI ini juga meluas dalam sistem keuangan Damri. Arifin menjelaskan, sistem keuangan berganti dari sistem yang semula tatabuku menjadi sistem yang berbasis pada IFRS (International Finance Reporting Standar).

“Sekarang sedang dibangun, karena kami harus susun ulang supaya tahun ini siap,” kata Arifin.

Pembenahan lainnya untuk mendukung layanan adalah pemberian label pada setiap bagasi penumpang. Tujuannya, untuk menghindari adanya bagai yang tertukar.

Damri juga membuka layanan contact center dengan nomor 15825. Contact center ini akan melayani kebutuhan konsumen untuk semua hal yang terkait dengan tiket, jadwal keberangkatan dan fasilitas lainnya yang diberikan Damri.

Namun, untuk tahap awal, layanan ini belum tersedia selama 24 jam. “Kami masih memiliki dua karyawan untuk menopang layanan itu. Jadi, contact center hanya bisa menerima konsumen dari pukul 05.00 sampai pukul 23.00,” kata Arifin.

Terkait dengan layanan di bandara, Damri pun membenahi ruang tunggunya di beberapa terminal. Seperti di Terminal F Bandara Soekarno Hatta. Informasi kehadiran bus dilakukan oleh self announcer, jadi mesin yang bicara.

“Penumpang pun tidak perlu aktif bertanya soal keberadaan bus pada petugas. Mereka pun bisa duduk tenang sambil menunggu kedatangan bus,” jelas Arifin.

Setelah Terminal F, perbaikan terminal dan layanannya juga akan diterapkan untuk seluruh terminal, baik Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3. “Karena salah satu kendalanya adalah perangkat yang harus inden dari luar negeri,” kata Arifin.

Nanti, sign box juga akan dihadirkan Damri supaya penumpang lebih mudah menemukan terminalnya.

Selain itu, Damri juga akan memberlakukan e-ticketing yang bisa memangkas waktu perjalanan bus dari dan menuju bandara. Dengan fasilitas e-ticketing ini, tak akan ada lagi pemberhentian di titik tertentu untuk menghitung jumlah penumpang.

Layanan bandara

Dari sekian poin pembenahan ini, terlihat upaya Damri untuk fokus memperbaiki layanannya pada penumpang bandara. Maklum, layanan bandara ini menjadi salah satu penopang bisnis Damri.

Dari sekitar 2.800 bus, sekitar 270 di antaranya adalah bus-bus yang melayani rute Bandara Soekarno Hatta ke Jabodetabek.

Meski layanannya masih mendominasi, namun Damri juga harus siap dengan persaingan moda transportasi lain yang kian sengit. Ambil contoh, transportasi berbasis aplikasi yang kini juga menjadi pilihan favorit masyarakat untuk tujuan ini.

Dengan penerapan TI, seperti untuk pemantauan armada, e-ticketing, pelabelan bagasi dan perbaikan terminal, jelas menjadi upayanya untuk memudahkan pelanggan sekaligus mempertahankannya supaya tak beralih ke moda lainnya.

Selain itu, bus-bus bandara ini juga terus diremajakan. Berbeda dengan bus kota dan bus untuk daerah, peremajaan bus bandara ini dilakukan setiap lima tahun sekali.

Damri memang harus menyegarkan bus-bus di bandara karena armada ini juga menjadi etalase Indonesia di bidang transportasi. “Setiap turis yang turun di bandara kan langsung melihat Damri sebagai angkutan bus Indonesia,” jelas Arifin.

Bahkan, untuk bus bandara ini, Damri juga melengkapinya dengan kelas Royal Business. Bus tipe ini memiliki fasilitas yang lebih lengkap, nyaman dan mewah.

Sayang, sampai saat ini masih terbatas dengan tujuan ke Bekasi dan Bogor. “Kelas ini merupakan hasil riset soal kebutuhan penumpang akan armada jenis ini untuk menempuh tujuan yang jauh dan macet,” kata Arifin. 

Yang jelas, dengan pembenahan layanan ini, Perum Damri ingin citra armadanya terus bersinar. Sehingga, Damri akan menjadi andalan masyarakat di berbagai lini transportasi, dari bus kota, bus antar kota, bus antar negara, bus bandara dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×