kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Smartfren (FREN) masih menderita rugi sebesar Rp 1,2 triliun


Selasa, 28 Juli 2020 / 19:55 WIB
Smartfren (FREN) masih menderita rugi sebesar Rp 1,2 triliun
ILUSTRASI. Smartfren (FREN) masih menderita rugi sebesar Rp 1,2 triliun. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan pertumbuhan pendapatan yang signifikan sepanjang semester I-2020. Namun, pencapaian tersebut belum mampu membuat kerugian berbalik menjadi keuntungan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan melalui Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Selasa (28/7) untuk enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2020, FREN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,30 triliun, naik 41,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Jumlah tersebut berasal dari pendapatan segmen telekomunikasi yakni pendapatan dari bisnis data Rp 3,91 triliun dan pendapatan non-data Rp 226,52 miliar. Kemudian ada pendapatan interkoneksi Rp 61,69 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 101,83 miliar. Di saat bersamaan, beban usaha perseroan juga ikut naik 22,86%, dari yang semula Rp 1,81 triliun menjadi Rp 2,25 triliun.

Baca Juga: Telkomsel rilis modem Orbit bersaing dengan FREN, berikut target dan rekomendasi

Meski pendapatannya tumbuh signifikan sepanjang semester I-2020, FREN masih mencatatkan kerugian yakni Rp 1,22 triliun. Jumlah tersebut bahkan lebih dalam dibandingkan kerugian semester I-2019 yang sebesar Rp 1,07 triliun.

Sementara itu, di pos kewajiban jumlah liabilitas perseroan juga terpantau membengkak. Per akhir Juni 2020 perseroan memiliki liabilitas Rp 23,25 triliun, naik 55,93% dari total liabilitas per 31 Desember 2019 yang sebesar Rp14,91 triliun. Adapun liabilitas itu terdiri atas liabilitas lancar Rp 7,35 triliun dan liabilitas tidak lancar Rp 15,90 triliun. Dari jumlah tersebut mayoritas adalah kewajiban atas utang pinjaman dan liabilitas sewa pembiayaan.

Kemudian dari pos aset, per akhir Juni 2020 emiten telekomunikasi ini membukukan total aset sebesar Rp 34,76 triliun, naik dari posisi aset per 31 Desember 2019 yang sebesar Rp 27,65 triliun.

Kenaikan tersebut berasal dari pos aset tidak lancar yakni kenaikan nilai aset tetap yang menjadi Rp 27,12 triliun dari yang sebelumnya Rp 19,89 triliun. Adapun sebagai bagian dari aset lancar, jumlah kas setara kas akhir periode perseroan juga naik dari Rp 196,77 miliar menjadi Rp 349,17 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×