kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Mitra 10 mengejar pendapatan Rp 9 triliun


Senin, 02 Oktober 2017 / 16:57 WIB
Strategi Mitra 10 mengejar pendapatan Rp 9 triliun


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang ritel toko bangunan Mitra 10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) tahun ini bergerak kencang. Perusahaan mengaku saat ini bisnisnya tengah rebound ketimbang kondisi dua tahun ke belakang.

Bahkan, pada tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan bisa menyentuh Rp 9 triliun dengan laba sekitar Rp 90 miliar. Oleh karena itu perusahaan menyiapkan strategi agar bisnisnya bertumbuh.

Idrus H. Widjajakusuma, Sekretaris Perusahaan CSAP mengatakan bahwa selain menambah gerai-gerai Mitra 10, perusahaan juga menerapkan staretgi untuk distribusi. Saat ini, untuk lini bisnis distribusi memang menjadi kontributor utama pendapatan dengan catatan sekitar 70% dari total konsolidasian.

“Kami membuka Mitra 10 itu ada 4 gerai tahun ini, terakhir nanti di Bulan Desember jadi memang sudah targetkan akan agresif di ritel. Bahkan pada tahun 2020 nanti targetnya Mitra 10 akan ada 50 gerai, tahun ini sampai akhir tahun saja sudah 27 gerai,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/10).

Selain ritel, perusahaan juga meningkatkan kontribusi impor, hal ini dengan mendistribusikan produk porselen OEM atau dengan brand sendiri. Hal ini dengan menjajakan private brand dan exlusive brand di jejaring distribusi bahan bangunan milik peruhaaan, kontribusi dari impor tersebut sampai dengan kuartal III sudah menyentuh 17% padahal sepanjang tahun lalu baru 8%.

“Kami sudah lakukan impor dari luar dan pakai merk sendiri dan jual di toko bangunan tradisional. Itu produk building material yang kami beli dari pabrik di Tiongkok dan kami pakai mereka entah exlusive atau private brand. Itu sudah dijalankan sejak tahun lalu. Cuma memang kontribusinya saat itu masih kecil,” lanjutnya.

Dengan semakin memperbesar kontribusi penjualan produk OEM tersebut, perusahaan bisa meningkatkan margin. Namun dirinya mengatakan tidak asal produk dijual karena perusahaan juga memiliki prinsipal lainnya yang harus dijual melalui jaringan distribusi perusahaan, apalagi dengan maraknya pembangunan rumah hunian akan membuat pasar renovasi bagi perusahaan akan sangat menggiurkan.

“Impor itu tidak memiliki conflict of interest dengan partner dan prinsipal karena tidak mungkin kami jual produk OEM kalau barangnya tabrakan dengan milik prinsipal kami,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×