kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Markplus: Fixed broadband jadi pilihan masyarakat Jabodetabek akses internet


Jumat, 04 September 2020 / 18:40 WIB
Survei Markplus: Fixed broadband jadi pilihan masyarakat Jabodetabek akses internet
ILUSTRASI. Akses internet. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas bekerja dan sekolah dari rumah selama pandemi COVID-19 membuat penggunaan internet oleh masyarakat meningkat. Salah satunya penggunaan video konferensi online melalui berbagai macam aplikasi menjadi salah satu aktivitas yang membutuhkan kuota cukup besar sehingga menambah penggunaan kuota internet seluler bulanan maupun menggunakan fixed broadband atau wifi pribadi.

Menurut hasil survei  yang dilakukan oleh MarkPlus, Inc. kepada 111 responden di seluruh Indonesia, kegiatan yang paling banyak menghabiskan kuota internet adalah telepon maupun video konferensi secara online sebesar 36% untuk mendukung interaksi bekerja dan belajar yang dilakukan dari rumah. Diikuti oleh menonton video secara online sebesar 35,1% dan bermain media sosial sebesar 22,5%.

Namun terdapat perbedaan penggunaan internet bagi masyarakat Jabodetabek dan non-Jabodetabek selama pandemi. 63,5% masyarakat Jabodetabek mengaku tidak menambah maupun mengurangi kuota internet seluler bulanan karena didukung oleh personal wifi yang sudah terpasang di rumah masing-masing.

“Sebelum pandemi 31,7% masyarakat Jabodetabek menghabiskan kuota internet seluler 5 sampai 10 gigabyte, saat pandemi jumlah kuota yang dipakai relatif sama karena 74,6% dari mereka menggunakan wifi,”papar Associate Business Analyst MarkPlus, Inc. Sabrina Iryanti dalam MarkPlus Industry Roundtable pada Jumat (4/9).

Baca Juga: 3 Cara memulai bisnis online yang mudah untuk dilakukan

Sedangkan 52,1% masyarakat non-Jabodetabek harus menambah pembelian kuota internet seluler selama pandemi dikarenakan 68,8% pengguna internet di wilayah tersebut belum memasang fixed broadband. Ketergantungan masyarakat non-Jabodetabek pada kuota internet seluler membuat 22,9% mereka mengkonsumsi kuota lebih dari 30 gigabyte hingga unlimited.

Hal tersebut akibat kurangnya penetrasi fixed broadband. Selain itu, layanan fixed broadband juga menghadapi ketidakpuasan layanan dari sisi pelanggan khususnya dari kelas ekonomi atas atau segmen A.

Para pengguna dari segmen tersebut rela membayar lebih mahal untuk kualitas layanan yang diharapkan lebih baik karena seluruh aktivitas kini banyak dihabiskan di rumah. “Perusahaan telekomunikasi perlu mengkaji  lebih lanjut elemen servis mana yang harus diperbaiki agar harapan pelanggan terpenuhi,” tutup Sabrina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×