kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,20   9,85   1.06%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2010 ekspor rumput laut diprediksi turun 10%


Rabu, 08 Desember 2010 / 13:16 WIB
Tahun 2010 ekspor rumput laut diprediksi turun 10%
ILUSTRASI. Tawaran Kemitraan Usaha Minuman Taiwan Tea House


Reporter: Evilin Falanta, Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Permintaan ekspor rumput laut dunia terus meningkat. Untuk itulah pemerintah terus menggenjot jumlah ekspor rumput laut ke beberapa yang masih bisa dikembangkan seperti Korea Selatan dan Kolombia.

Maklum jumlah ekspor ke negara-negara tersebut masih belum banyak. Selama ini pasar ekspor terbesar rumput laut Indonesia adalah China, Uni Eropa, dan Filipina.

"Tak hanya rumput laut kering, kita akan usahakan meningkatkan ekspor rumput laut olahan," kata Victor Nikijuluw Sekretariat Direktoral Jenderal P2HP Kementerian Kelautan dan Perikanan di sela-sela pembukaan Indonesia Blue Revoution Expo tadi malam (7/12).

Namun, produksi rumput laut di Indonesia tahun ini malah cenderung mengalami penurunan karena kendala cuaca. Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia Safari Hussein bilang, ekspor tahun ini berpotensi turun 10% dibanding jumlah ekspor tahun 2009 yang mencapai 95.797 ton. Padahal, pemerintah sempat memprediksi volume ekspor tahun ini bakal naik jadi 130.000 ton.

Sebenarnya hal itu bisa diatasi dengan pengaturan waktu pembudidayaan. Indonesia yang terbagi dalam tiga wilayah, yakni barat, tengah dan timur tidak memiliki kondisi musim yang sama persis.

Tapi, koordinasi dengan pemerintah selama ini masih belum efektif. "Program pemerintah masih belum tepat sasaran sehingga pengembangan rumput laut lokal tidak optimal," kata Hussein.

Saat ini wilayah budidaya rumput laut yang sudah cukup berkembang adalah daerah Sulawesi, Maluku, Jawa Timur dan Bali. Padahal, wilayah di Sumatera sejatinya bisa menjadi lahan potensial untuk budidaya rumput laut. "Jika produksi di wilayah timur kurang, bisa ditutupi nantinya dari wilayah barat," kata safari.

Sekedar catatan, saat ini sekitar 80% dari total produksi rumput laut kering dari Indonesia dikirim untuk ekspor. Sisanya, sudah berupa rumput laut setengah jadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×