kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2019, pabrik gula terbesar di Indonesia mulai produksi


Selasa, 13 November 2018 / 19:01 WIB
Tahun 2019, pabrik gula terbesar di Indonesia mulai produksi
ILUSTRASI. PETANI TEBU


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengolahan gula terbesar PT Jhonlin Batu Mandiri diproyeksikan akan selesai membangun pabrik pada awal tahun 2019. Investasi senilai Rp 5 triliun di Bombana, Sulawesi Tenggara ini sudah memulai pembangunan dari 2016.

"Masih pembangunan, kalau proyeksi mereka sih 2019 baru beroperasi," kata Agus Wahyudi, selaku Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian kepada Kontan.co.id, Selasa (13/11).

Hal ini juga dibenarkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang. Menurutnya sejauh ini pabrik memang belum beroperasi namun rencana kapasitas produksi gula berkisar antara 10.000 ton hingga 60.000 ton per hari.

Sejauh ini pabrik masih dalam proses pembangunan. Selama itu dilakukan, sembari melakukan penelitian terkait dengan unsur hara untuk pembibitan tebu.

"Ini baru mulai penelitian, mengkaji, tanahnya juga baru di bawa ke lab, apakah kandungan asam atau pH nya tinggi. Kan harus ada teknologi nanti aupaya bisa cocok untuk pengembangan tebu," kata Plt Kasubdit Tebu Kemtan, Sunar Pratiwi.

Wanita yang akrab disapa Tiwi ini menjelaskan bahwa penelitian tanah di lab berguna untuk menentukan kadar organik di tanah agar penanaman berjalan lancar sehingga memperoleh produksi maksimal.

"Iya sambil dibangun sambil penelitian mana yang varietasnya cocok dan tanahnya bagaimana, apa pH nya tinggi ? Jika benar nanti mungkin organiknya dibanyakin," ujar Tiwi.

Lebih lanjut Tiwi menyatakan bahwa pengolahan tebu akan diambil dari lahan - lahan di sekitar kawasan pabrik. Lahan tersebut ada yang menjalin kemitraan dan ada lahan yang dibebaskan.

"Dari sekitar situ (ambil tebunya) nanti ada kebun yang di bangun. Ada dari masyarakat atau nanti akan dibebaskan lahannya. Ada total sekitar 6.000 ha 12.000 ha," ungkap Tiwi.

Tiwi menjelaskan, alasan tebu yang diolah adalah tebu dari lokasi yang sama, karena sejauh ini tebu tidak bisa bertahan dalam waktu lama karena akan menurunkan randemen. Oleh karena itu risiko mengambil tebu dari daerah lain berpotensi mengurangi kualitas gula.

"Sepertinya tebu nanti akan diambil dari petani sekitar aja, ataupun kalau ada hanya beda kabupaten saja dan tidak beda provinsi. Kan tebu tidak bisa tahan berhari-hari perjalanan, paling enggak 12 jam perjalanan," ungkapnya.

Ia menjabarkan jika pabrik sudah bisa beroperasi tahun depan, maka penanaman tebu sudah bisa dimulai dengan waktu panen selama 9 bulan. Alhasil produksi gula mulai membuahkan hasil sekitar akhir 2019.

Namun demikian Tiwi enggan menyebutkan siapa pemilik dari PT Johnlin tersebut. Sempat dikabarkan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memiliki kongsi dalam perusahaan tersebut, namun Tiwi tak memberi tanggapan.

"Ini yang punya investor Indonesia. Kalau soal kepemilikan pak menteri saya enggak tahu. Kalau dari kami ini hanya mempersiapkan lahan, kemitraan dan pengembangan saja," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×