kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun sulit, pabrik manufaktur masih berekspansi


Selasa, 20 Desember 2016 / 10:39 WIB
Tahun sulit, pabrik manufaktur masih berekspansi


Reporter: Agung Hidayat, Pamela Sarnia, Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Meski tahun 2017 sarat dengan tantangan, sebagian pelaku bisnis masih optimistis mengarungi usaha. Beberapa perusahaan yang diwawancarai KONTAN tetap merencanakan ekspansi termasuk tambah pabrik.

Salah satu perusahaan yang ingin menambah pabrik tahun 2017 adalah, perusahaan garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX). "Kami planning membangun dua pabrik lagi di Jawa Tengah, dengan belanja modal US$ 30 juta bertahap," kata Anne Patricia Sutanto, Wakil Presiden Direktur PT Pan Brothers Tbk, kepada KONTAN, Senin (19/12).

Ekspansi dengan cara berbeda dilakukan PT Samsung Electronics Indonesia. Perusahaan asal Korea Selatan itu berekspansi dengan menambah mesin produksi di tahun 2017. “Kami akan menambah investasi mesin untuk pabrik di Cikarang. Samsung optimistis penjualan tahun depan naik 15%," kata Lee Kang Hyun, Vice President Director PT Samsung Electronics Indonesia, kepada KONTAN, Senin (19/12).

Tak ketinggalan, ekspansi juga dipersiapkan produsen makanan dan minuman Grup GarudaFood dengan belanja modal Rp 2 triliun di tahun depan. Perinciannya, Rp 1,5 triliun untuk divisi makanan dan Rp 500 miliar untuk divisi beverage di bawah PT Suntory Garuda Beverage. "Kalau untuk food, ada investasi Rp 500 miliar, sedangkan di beverage Rp 1,5 triliun," kata Herdianto Atmadja, CEO Grup Garudafood, Senin (19/12).

Ekspansi bertujuan untuk menambah volume produksi antara 7%-8%. Dengan begitu, Herdianto berharap, bisnisnya bisa tumbuh  sekitar 15% tahun depan. Saat ini, GarudaFood memiliki 15 pabrik. Dari jumlah itu, delapan di antaranya pabrik minuman dan sisanya pabrik makanan. 

Tak hanya penjualan di dalam negeri, GarudaFood menambah produksi guna mengerek ekspor merek-merek makanan seperti Garuda dan Gery. Sebelumnya, wafer cokelat merek Chocolatos sudah ekspor, tapi menggunakan merek Gery. Secara umum Herdianto menyimpulkan, penambahan produksi karena kenaikan permintaan. 

Tak hanya menambah kuantitas, GarudaFood juga menambah produk-produk baru. November lalu, GarudaFood meluncur Clevo, minuman susu rasa buah dengan nata de coco . "Hanya GarudaFood yang bisa membuat minuman susu campur partikel nata de coco," ujar Herdianto.
Berbagai pertimbangan

Tak semua pelaku industri optimistis dengan ekonomi tahun depan. Beberapa industri lain yang bergerak di manufaktur justru melihat gelagat sebaliknya. "Kami memproyeksikan konservatif tahun depan, karena kami melihat ekonomi masih slow down," ujar Harry Sanusi, Presiden Direktur PT

Kino Indonesia Tbk kepada KONTAN, Senin, (!9/12). Oleh karena itu, Kino Indonesia memutuskan tidak melakukan ekspansi pada tahun 2017. 
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk cenderung  tidaak agresif memperbesar kapasitas produksi pada tahun depan. Sebab, "Kami menilai kapasitas yang ada masih mencukupi," kata Thomas Effendy, Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia kepada KONTAN.

Produsen tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) juga tidak melakukan ekspansi usaha pada tahun depan karena sudah dikebut pada tahun ini. "Jadi tahun 2017 tahun kami produksi," kata Iwan S Lukminto, Direktur Utama  PT Sri Rejeki Isman Tbk.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×