kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tantangan berat, industri garmen dan tekstil tetap genjot kinerja di tahun ini


Minggu, 19 Mei 2019 / 15:26 WIB
Tantangan berat, industri garmen dan tekstil tetap genjot kinerja di tahun ini


Reporter: Agung Hidayat, Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri garmen dan tekstil tetap optimistis menatap tahun ini. Meski dipenuhi tantangan, baik dari segi fluktuasi kurs, daya beli dan tahun politik, para produsen tetap mengupayakan dan memaksimalkan kinerja bisnisnya.

Seperti, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) yang dikenal memproduksi underwear menyebut, memasuki kuartal kedua ini, permintaan terus naik dan positif. "Mulai bulan Mei ini sudah ada peningkatan penjualan menjelang Lebaran," kata Tirta Heru Citra, Direktur RICY kepada Kontan.co.id, Minggu (19/5).

Tirta tetap optimistis menyambut permintaan pasar, meski di awal tahun ini masih mengalami perlambatan. Merujuk laporan keuangan kuartal-I 2019, pendapatan RICY turun 30% year on year (yoy) menjadi Rp 364,95 miliar.

"Untuk tiga bulan pertama (2019) di luar ekspekrasi, pelanggan kami semua wait and see sehingga tidak mau stok barang," katanya. Penyumbang penurunan terbesar berasal dari produk spinning untuk pasar lokal, yang di kuartal-I 2019 mencapai Rp 100,4 miliar, turun 61% dari kuartal-I 2018.

Sementara penjualan pakaian dalam RICY di pasar lokal tetap bertumbuh 6,2% di kuartal-I 2019 yoy menjadi Rp 117,01 miliar dan penjualan pakaian luar di pasar ekspor juga tumbuh 6% menjadi senilai Rp 87,58 miliar. Panasnya perang dagang, kata Tirta, belum memiliki dampak yang berarti bagi ekspor RICKY.

Ekspansi belum banyak dilakukan, mengingat utilisasi kapasitas produksi RICY sekitar 80% dan masih ada ruang yang bisa ditingkatkan lagi. Pabrik garmen RICKY memiliki kapasitas 30 juta potong pakaian setiap tahunnya dan manajemen tetap optimistis mampu meraih pertumbuhan 10%-15% di tahun ini.

PT Trisula International Tbk (TRIS) juga menyebut ada kenaikan penjualan jelang momen Lebaran tahun ini. Kresna Wilendrata, Corporate Secretary TRIS mengatakan di momen tersebut pertumbuhan penjualan diperkirakan mencapai 10%-15% dibandingkan bulan-bulan biasa.

Salah satu strategi yang diterapkan TRIS di Lebaran kali ini melakukan perubahan produk yang dibutuhkan ketika Lebaran seperti koleksi baju koko dan kasual. "Juga tambahan menyediakan baju lebaran yang lebih banyak pilihan warna, motif dan detail. Lalu memastikan inventory kami agar bisa menangani target sales yang ada," ujar Kresna, Minggu (19/5).

Sepanjang kuartal-I 2019, TRIS membukukan pertumbuhan penjualan dobel digit. Pendapatan TRIS tumbuh 22%, dari Rp 199,17 miliar di kuartal-I 2018 menjadi Rp 243,34 miliar di kuartal-I 2019.

Penjualan TRIS didominasi oleh pasar ekspor, yakni mencapai 83% dari total pendapatan. Pendapatan dari segmen ekspor meningkat 27% dari Rp 158,9 miliar di kuartal I 2018 menjadi Rp 202,13 miliar di kuartal-I 2019.

Dalam catatan Kontan.co.id, TRIS tahun ini masih akan mengerem rencana ekspansi gerai baru. Pemilik gerai JOBB dan Jack Niclauss tersebut belum berencana menambah gerai baru. Sepanjang tahun lalu, TRIS sudah membuka delapan gerai baru yang terdiri dari satu own shop dan tujuh gerai konter.

PT Pan Brothers Tbk (PBRX) juga menyatakan pasar garmen dan tekstil masih prospektif. "Apalagi kalau benar bea masuk China ke Amerika Serikat (AS) naik signifikan, next year order ke AS akan naik juga harapannya," ujar Iswar Deni, Sekretaris Perusahaan PBRX kepada Kontan.co.id, Minggu (19/5).

Seperti yang diketahui, PBRX memang fokus ke pasar ekspor untuk produk garmennya. Dengan kondisi perang dagang yang terjadi saat ini, bakal menguntungkan perusahaan turut memproduksi brand Uniqlo ini.

Target pertumbuhan 10%-15% di tahun ini dirasakan masih mampu digapai PBRX. Adapun sepanjang kuartal-I 2019, PBRX membukukan pendapatan senilai US$ 112,87 juta atau tumbuh 5% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 107,43 juta.

PBRX juga memastikan ekspansi greenfield factory di Tasikmalaya masih bakal dilanjutkan. Setidaknya kapasitas yang ditambahkan setara 6 juta potong polo Tshirt.

Iswar bilang rencana ekspansi tersebut bakal dilakukan di semester II tahun ini hingga tahun 2020 mendatang. Menurutnya, sepanjang tahun ini, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang bakal digunakan mencapai US$ 10 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×