kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target produksi Pertamina Hulu Energi tidak berubah meski harga minyak bergejolak


Kamis, 26 Maret 2020 / 14:09 WIB
Target produksi Pertamina Hulu Energi tidak berubah meski harga minyak bergejolak
ILUSTRASI. Ilustrasi Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak mentah yang cukup signifikan membuat sejumlah perusahaan minyak dan gas (migas) waspada, tak terkecuali PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Sebagai informasi, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di New York Mercantile Exchange turun 2,25% ke level US$ 23,94 per barel pada Kamis (26/7) pukul 13.40 WIB. Di saat yang sama harga minyak Brent di ICE Futures untuk kontrak pengiriman Mei 2020 melemah 1,31% ke level US$ 27,03 per barel.

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati mengatakan, kondisi harga minyak mentah dunia yang berada di level yang rendah bukan pertama kalinya terjadi. Pihaknya pun melakukan berbagai upaya agar kelangsungan produksi dan ekspansi di bidang migas tetap terjaga di tahun ini.

Di antaranya melakukan prioritisasi rencana kerja, renegoisasi kontrak barang dan jasa dengan pihak ketiga, hingga efisiensi anggaran untuk biaya operasi.

Baca Juga: Harga minyak tenggelam, Brent turun 0,7% dan WTI melemah 1,5% ke US$ 24 per barel

Direksi PHE juga menekankan agar manajemen sampai pekerja untuk tetap fokus dalam mengoptimalkan operasi dan produksi dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan. Berhubung koreksi tajam harga minyak terjadi di tengah pandemi virus corona. "Semua upaya kami tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan," kata Meidawati kepada Kontan.co.id, Kamis (26/3).

PHE memastikan tren penurunan harga minyak global belum membuat perusahaan ini merevisi target produksi migas termasuk juga agenda ekspansi bisnis di tahun 2020. Pasalnya, anjloknya harga minyak diyakini hanya akan terjadi sementara.

"Harga minyak masih akan naik. Ini kan baru 3 bulan dan masih ada 9 bulan yang tersisa," tukasnya.

Baca Juga: Pandemi corona menghambat tambahan penyalur program BBM Satu Harga

Asal tahu saja, pada tahun ini PHE menargetkan produksi siap jadi atau lifting migas sebesar 185.510 barrel of equivalent per day (Boepd). Jika dirinci, target lifting migas PHE di 2020 meliputi lifting minyak sebesar 83.100 barrel oil per day (Bopd) dan lifting gas sebesar 570,11 million standart cubic feet per day (Mmscfd).

PHE juga memiliki rencana untuk melakukan pengeboran di 6 sumur eksplorasi pada tahun ini.

Tahun lalu laba PHE tercatat sebesar US$ 590 juta atau naik 23,68% (yoy) dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar US$ 477 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×