kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan impor LPG, Menteri ESDM ingin gasifikasi batubara dilakukan secara masif


Rabu, 16 September 2020 / 17:29 WIB
Tekan impor LPG, Menteri ESDM ingin gasifikasi batubara dilakukan secara masif
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menginginkan proyek gasifikasi batubara dilakukan secara masif oleh Pertamina.

Dia menilai, peningkatan impor LPG yang masih terjadi harus ditekan melalui proyek gasifikasi batubara.

Asal tahu saja, proyek gasifikasi batubara kini sedang dilaksanakan PT Pertamina dan PT Bukit Asam (BA). Proyek gasifikasi ini diharapkan dapat menghasilkan (Dimethyl Ether/DME) sebagai substitusi LPG, sehingga dapat menekan impor LPG yang terus meningkat.

"Diharapkan ke depan, ini (gasifikasi batubara) masif dilakukan sehingga mengurangi ketergantungan kita terhadap impor LPG. Ini merupakan cerminan ketahanan energi nasional yang berlandaskan pada bahan baku lokal," papar Arifin dikutip dari situs Kementerian ESDM, Rabu (16/9).

Baca Juga: Genjot investasi EBT, Kementerian ESDM bakal buat regulasi tarif EBT

Arifin melanjutkan, karakteristik DME memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG. Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting. Campuran DME sebesar 20% dan LPG 80% dapat digunakan kompor gas eksisting.

Pemilihan DME untuk substitusi sumber energi bagi Pemerintah mempertimbangkan pada dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%.

Di samping itu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur. DME merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.

Untuk diketahui, Kementerian ESDM melalui Balitbang ESDM juga telah menyelesaikan uji terap pemakaian DME 100% telah dilakukan di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim pada bulan Desember 2019 - Januari 2020 kepada 155 kepala keluarga dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu, uji terap DME 20%, 50%, dan 100% dilakukan di Jakarta (Kecamatan Marunda) kepada 100 kepala keluarga pada tahun 2017. 

Hasil uji uji terap menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG. Secara teknis, pemanfaatan DME 100% layak untuk mensubstitusi LPG untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus DME. Waktu memasak lebih lama 1,1 s.d. 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG. 

Baca Juga: Ini daftar proyek hilirisasi batubara yang dirilis Kementerian ESDM

Dalam catatan Kontan.co.id, Saat ini, sudah ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berkomitmen membangun pabrik pengolahan DME di Tanjung Enim. PTBA turut bersinergi dengan PT Pertamina (Persero) sekaligus menggandeng Air Product & Chemicals Inc asal Amerika Serikat dalam menggarap proyek senilai US$ 3,2 miliar tersebut.

Proyek ini pun ditargetkan selesai di akhir tahun 2023. Diharapkan, pabrik DME tersebut dapat memproduksi 1,4 juta ton DME di tiap tahun.

Selanjutnya: Pemerintah menyatakan fokus pada pengurangan impor LPG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×