kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren e-commerce berandil mendongkrak industri jasa logistik di Indonesia


Kamis, 25 Maret 2021 / 13:52 WIB
Tren e-commerce berandil mendongkrak industri jasa logistik di Indonesia
ILUSTRASI. Pertumbuhan e-commerce yang kian masif sejak beberapa tahun ke belakang, turut mendorong perkembangan industri jasa logistik.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Shipper Indonesia (Shipper.id) menilai, bisnis logistik memiliki prospek yang sangat menjanjikan di Indonesia. Sebab, tren pertumbuhan e-commerce yang kian masif sejak beberapa tahun ke belakang, turut mendorong perkembangan industri jasa logistik selama ini.

Co-Founder & COO Shipper Indonesia Budi Handoko mengungkapkan, banyak dari para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia, yang telah memanfaatkan e-commerce sebagai lapak tempat mereka berdagang. Atas dasar hal itulah, jasa logistik dan pergudangan seperti Shipper kian dibutuhkan di sektor bisnis e-commerce.

“Dari data-data itu kita melihat, dari e-commerce saja bisa berkembang lagi sekitar 6 kali lipat. Jadi di situ mendorong perkembangan logistik yang mendukung e-commerce, termasuk pergudangan, termasuk express, termasuk placking juga,” kata Budi dalam press conference virtual, Selasa (23/3).  

Baca Juga: Persaingan bisnis jasa pengiriman semakin ketat

Intervensi teknologi serta inovasi pada sektor logistik, kata Budi ikut, berperan penting dalam mendorong pertumbuhan e-commerce tanah air. Sebab,intervensi teknologi serta inovasi yang dikembangkan, dipercaya turut meningkatkan daya saing pelaku UMKM di Indonesia, yang pada akhirnya akan membantu perekonomian secara nasional.

“UKM Center FEB UI mencatat bahwa pada 2018 terdapat 64,19 juta UMKM di Indonesia dengan kontribusi ekonomi mencapai 60,3% terhadap PDB. Sektor ini juga menyerap hampir 117 juta  tenaga kerja,” terang Budi.

Budi menambahkan, Shipper sendiri masih akan fokus pada pengembangan bisnis di bidang agregator logistik. Baik itu jasa pengiriman maupun pergudangan.

“Kiita melihat  untuk membantun suatu ekosistem yang maju, kita masih mempunyai jaringan, baik dari data software maupun dari jaringan fisik. Jadi itu yang akan kita fokuskan untuk tahun ini,”  kata dia.

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2020 Shipper telah mengembangkan gudang yang dikelolanya hingga seluas 400 meter persegi. “Jadi awalnya waktu kita baru mulai di tahun 2020, itu mungkin baru sekitar kecil lah tidak begitu besar,” tambahnya.

Tak hanya itu, Shipper juga menorehkan prestasi pada penambahan jumlah tenaga kerja yang cukup masif hanya dalam kurun waktu satu tahun. Di mana saat ini jumlahnya sudah hampir mencapai 2000 karyawan, sedangkan di awal tahun 2020 hanya sekitar 200 karyawan saja.

Selanjutnya: Smart warehousing bakal jadi tren industri logistik masa depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×