kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren staycation jadi peluang mendorong tingkat hunian apartemen sewa


Kamis, 18 Februari 2021 / 18:06 WIB
Tren staycation jadi peluang mendorong tingkat hunian apartemen sewa
ILUSTRASI. Tren staycation menjadi salah satu peluang bagi pengelola properti mendorong tingkat hunian apartemen sewa.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti Knight Frank Indonesia menyebut, tren staycation menjadi salah satu peluang bagi pengelola properti mendorong tingkat hunian apartemen sewa (servis) di tengah pandemi Covid-19.

Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat dalam paparan Jakarta Property Highlights 2020 mengatakan, tren tersebut bahkan terjadi sebelum pandemi Covid-19.

"Tingkat okupansi rata-rata apartemen sewa pada semester II 2020 tercatat hanya 60,7%, ini stagnan dari semester sebelumnya, namun turun 12% dibandingkan dengan okupansi pada periode semester II 2019. Ada indikasi staycation yang jadi program untuk meningkatkan serapan atau kunjungan apartemen rental ini," katanya, Kamis (18/2).

Kata Syarifah, stagnansi okupansi di sektor apartemen sewa disebabkan kebijakan pembatasan masuk bagi warga negara asing (WNA) sebagai langkah mencegah penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Di tengah pandemi, pasar hunian di bawah Rp 2 miliar masih menggeliat

Di sisi lain sektor apartemen sewa sangat tergantung dengan kehadiran penyewa yang datang dari luar negeri atau ekspatriat.

Di tengah kondisi tersebut, konsultan properti itu melihat ada perluasan target segmen yang terjadi, di mana pengelola apartemen sewa pun kemudian membidik penyewa lokal.

Ia mengatakan, ada permintaan potensial dari penyewa lokal yang umumnya butuh relaksasi di akhir minggu atau pun long weekend yang tidak jauh dari wilayah tempat tinggal mereka.

"Penawaran program staycation dari pengelola apartemen sewa menjadi tantangan tersendiri bagi hotel. Pasalnya, meski sejumlah hotel juga telah menawarkan konsep serupa, apartemen sewa memiliki nilai tersendiri bagi konsumen atau penyewa," kaya Syarifah.

Hal itu mulai dari layanan yang didapatkan, harga yang lebih kompetitif dibandingkan hotel, hingga penyediaan spot kreatif yang diminati masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat dinilai punya pilihan lebih bervariasi untuk menyesuaikan dengan budgetnya saat berminat untuk melakukan staycation.

Menurut Syarifah, berdasarkan diskusi dengan sejumlah pengelola apartemen sewa dan penelusuran rekam jejak pasar, terjadi peningkatan okupansi apartemen sewa hingga 20-30% di periode tertentu.

"Kisaran peningkatan sewa yang dilakukan tidak seperti pada kondisi normal, tapi pada periode tertentu, misal akhir pekan atau libur panjang, peningkatan bisa mencapai 20%-30%. Kami rasa tren ini cukup baik dalam upaya memperbaiki koreksi yang ada di sektor apartemen sewa," imbuh Syarifah.

Selanjutnya: Penjualan apartemen masih tertahan, berikut saham pilihan emiten properti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×