kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vale Indonesia (INCO) tetap optimistis dapat mencapai target di semester II-2020


Minggu, 09 Agustus 2020 / 15:10 WIB
Vale Indonesia (INCO) tetap optimistis dapat mencapai target di semester II-2020
ILUSTRASI. Sebuah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). PT. Vale membuka lahan baru di kawasan itu seluas 350 hektare untuk meningkatkan jum


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi covid-19 masih melanda dan menekan pasar komoditas, tapi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tetap optimistis bisa mencapai target operasional dan keuangan di periode Semester II-2020.

Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto mengungkapkan, ada sejumlah alasan mengapa pihaknya optimistis bisa membukukan kinerja yang positif di sisa tahun ini. Pertama, dari sisi operasional, Bernardus memproyeksikan volume produksi dan penjualan nikel dalam matte bisa lebih tinggi dari target tahun ini yang berada di sekitar 71.000 ton.

Alasannya, emiten nikel yang 20% sahamnya baru diakuisisi oleh MIND ID itu telah memundurkan proyek pembangunan ulang tungku atau furnance 4 rebuild ke Kuartal II-2021. Dengan begitu, INCO masih bisa beroperasi dengan 4 furnance sampai akhir tahun nanti.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) terkerek prospek permintaan nikel untuk baterai

"Karena pengunduran proyek furnace 4, produksi dan penjualan diharapkan lebih tinggi dari rencana. Yang jelas diharapkan akan lebih tinggi dari 71.000 ton," terang Bernardus kepada Kontan.co.id, Minggu (9/8).

Adapun, pemunduran proyek furnance 4 rebuild ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan kerja di masa pandemi covid-19. Menurut Bernardus, covid-19 menjadi kendala mobilisasi sumber daya, lantaran perlu ribuan orang untuk mengerjakan proyek tersebut.

"Ini akan menimbulkan risiko. Tentu saja perusahaan harus melakukan upaya mitigasi risiko supaya furnace 4 bisa dioperasikan dengan aman," sebutnya.

Alasan kedua, penjualan nikel INCO tetap terjaga meski pandemi covid-19 menekan pasar dan harga komoditas, termasuk nikel. INCO sendiri memproduksi nikel olahan dalam matte yang merupakan produk intermediary, dan telah memiliki perjanjian jangka panjang atau long-term off take agreement untuk menyerap produk tersebut di pasar Jepang.

"Tidak ada dampak covid terhadap penjualan ke offtaker di Jepang. Karena sudah ada kontrak jual beli jangka panjang, Vale tidak mempunyai resiko komersial. Berapapun yang kami produksi akan diserap pasar," jelas Bernardus.

Ketiga, penurunan harga nikel pada masa pandemi covid-19 diikuti dengan penurunan harga komoditas energi seperti harga minyak dan batubara. Alhasil, terjadi offset karena harga energi juga menurun. 

Bernardus memberikan gambaran, penurunan harga bahan bakar seperti High Sulphur Fuel Oil (HSFO), disel dan batubara dapat membantu kinerja INCO seperti halnya di periode Kuartal II. Dibandingkan dengan anggaran yang disiapkan INCO, biaya untuk ketiga komoditas tersebut menjadi US$ 20 juta lebih rendah.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) tegaskan Rudiantara bukan komisaris dari perwakilan MIND ID

"Jadi harga nikel turun tentu saat ini  berdampak negatif. Tetapi pada saat yang bersamaan harga minyak dan batubara juga turun yang meng-offset sebagian dampak penurunan harga nikel," terang Bernardus.

Merujuk pada catatan Kontan.co.id, total produksi nikel dalam matte INCO hingga semester I-2020 telah mencapai 36.315 metrik ton.  Produksi dan pengiriman pada semester I-2020 masing-masing sebesar 18% dan 19% lebih tinggi dibandingkan produksi dan pengiriman pada semester I-2019.

Dengan kondisi tersebut penjualan INCO di semester I-2020 tercatat sebesar US$ 360,37 juta, meningkat bila dibandingkan semester I-2019 yang sebesar US$ 292,25 juta.

Bernardus pun memastikan, INCO bakal tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan dalam kegiatan operasionalnya. Kata dia, INCO terus menerapkan upaya-upaya social distancing, work place sanitation, dan meminimalisasi kontak fisik di lokasi kerja.

"Semua karyawan yang bisa melakukan pekerjaannya secara online bekerja dari rumah. Selain itu perusahaan mempersiapkan dan menerapkan business continuity plan mengantisipasi dampak penularan covid ke karyawan yang bisa mempengaruhi produksi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×