kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Visi Media Asia (VIVA) optimistis kinerjanya akan membaik di tahun 2019


Kamis, 25 April 2019 / 19:37 WIB
Visi Media Asia (VIVA) optimistis kinerjanya akan membaik di tahun 2019


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami tahun yang berat di 2018, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) optimis akan mencatatkan kinerja yang lebih baik tahun 2019. 

"Januari hingga Maret ini bisa dibilang bulan yang relatif lebih lambat, tapi kita lihat sudah ada penampakan perbaikan," kata Presiden Direktur VIVA Anindya Bakrie ketika ketika ditemui Kontan.co.id usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (25/4).

Di tahun 2018 tercatat pendapatan bersih VIVA turun 13% year on year (yoy) menjadi Rp 2,40 triliun. Sementara itu Perseroan juga merugi hingga Rp 1,1 triliun. Diakui Anindya, tahun lalu menjadi tahun yang berat bagi pemain media. 

Bagi VIVA ini disebabkan oleh perlambatan dari sisi advertising expenditure karena sentimen orang untuk berbelanja menurun. Ditambah lagi, VIVA memiliki utang dalam bentuk dollar.

Di tahun 2019, Anindya optimistis akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Kuartal I kinerja VIVA menunjukkan tanda-tanda yang positif. Seperti di bulan Maret, TV One salah satu grup VIVA menjadi bulan yang all-time high untuk mendapatkan revenue-nya.

Salah satu yang mendorong revenue ini adalah masa pemilihan umum (Pemilu). Pemilu berkontribusi setidaknya 30% dari revenue, sementara 70% datang dari pengiklan-pengiklan. 

"Bisnis media adalah soal barometer dari konsumsi domestik, jika masyarakat ada konsumsi maka akan ada juga iklan-iklan," katanya. Selain itu, menjelang Ramadan, biasanya ANTV akan ada banyak program reality show yang dapat menambah rating dan juga pendapatan.

Terkait advertising expenditure, Anindya mengklaim tahun ini mulai membaik sehingga ia berharap kinerja perusahaan ikut membaik. "Kalau kita lihat di Indonesia sekitar 60% PDB berasal dari konsumsi domestik, sehingga kepercayaan masyarakat untuk membelanjakan uang dan iklan itu sangat penting," terang Anindya. 

Sekadar informasi, VIVA baru saja mengumumkan akan mengadakan Penanaman Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Aksi korporasi ini dilakukan untuk membiayai sebagian utang, keperluan modal kerja, dan pengembangan usaha. Melalui hal ini VIVA ingin memperkuat struktur modal perusahaannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×