kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wamen Arcandra cerita soal pemangkasan investasi KKKS agar cost recovery rendah


Kamis, 26 April 2018 / 18:06 WIB
Wamen Arcandra cerita soal pemangkasan investasi KKKS agar cost recovery rendah
ILUSTRASI. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar - Penjualan LPG Bright Gas


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang gencar menyisir besaran nilai investasi para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang sedang mengerjakan proyek, agar angkanya lebih masuk akal. Ada beberapa proyek jumbo yang sudah dipangkas nilai investasinya oleh Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Sebab, semakin besar nilai investasi maka akan membebani cost recovery.

Salah satunya adalah proyek Jambaran-Tiung Biru. Saat itu ExxonMobil sebagai patner Pertamina EP Cepu keberatan dengan pemangkasan US$550 juta menjadi US$1,55 miliar dibandingkan dengan rencana awal US$2,1 miliar. Kata Arcandra saat itu, ExxonMobil tidak bersedia sampai pada akhirnya saham ExxonMobil dibeli oleh Pertamina EP Cepu. "Saya katakan kalau begitu sahamnya jual ke Pertamina, kalau Pertamina juga tak mau, saya lelang. Akhirnya mereka mau," ungkap dia, Kamis (26/4).

Kata dia, pemangkasan investasi di Jambaran-Tiung Biru membuat harga gas bisa turun. "Sehingga harga gas masuk di keekonomian PLN," ujar dia.

Lalu, soal proyek Masela dari US$ 21 miliar menjadi US$ 16 miliar. Kata Arcandra, dari pemangkasan itu negara hemat Rp 70 triliun, namun belakangan Masela meminta penambahan produksi LNG sehingga investasinya bertambah menjadi US$ 18 miliar. "Iya mungkin bertambah, tapi outputnya bertambah 30% karena penambahan produksi LNG," imbuh dia.

Lalu, pemangkasan investasi IDD Gendola-Gehem Chevron. Kata Arcandra, investasi IDD tahap dua itu sebesar US$ 12 miliar. Namun dirinya masih bernegosiasi untuk bisa turun. "Sebab, Chevron itu paling jago di IDD," kata dia. Tak terkecuali juga Blok Muara Bakau. Arcandra malah saat itu inginnya investasi di sana turun.

Arcandra menegaskan, meski investasi turun tetapi produksi tidak akan turun karena yang investasi yang diturunkan adalah komponen yang memang harusnya bisa turun. "Saya punya perhitungannya. Jadi ada dasarnya," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×