kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Zebra Technologies perkirakan 86% peritel di Asia Pasifik tambah investasi IA di 2022


Kamis, 30 Juli 2020 / 12:19 WIB
Zebra Technologies perkirakan 86% peritel di Asia Pasifik tambah investasi IA di 2022
ILUSTRASI. Zebra Technologies Corporation (NASDAQ: ZBRA) mulai memperkenalkan salah satu sistem cloud teranyar


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Zebra Technologies Corporation, perusahaan yang mendukung perusahaan-perusahaan melalui solusi dan mitra menemukan sebanyak 86% perusahaan ritel di Asia Pasifik akan meningkatkan investasi mereka di teknologi intelligent automation (IA) pada 2022.

Hasil studi 12th Annual APAC Shopper Study, yang menganalisis perusahaan-perusahaan ritel dalam hal teknologi untuk memecahkan masalah kronis dalam berbelanja, ini menunjukkan, perusahaan ritel berencana memanfaatkan berbagai teknologi seperti intelligent automation, cloud computing, dan mobility untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Cermati 27 emiten yang memiliki ekuitas negatif

“Covid-19 telah secara signifikan mengubah sektor ritel, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan ritel yang sifatnya essential retail maupun non-essential untuk mengukur kemampuan strategi omnichannel fulfillment mereka dan segera menyesuaikan model operasional mereka hanya dalam hitungan hari—beberapa malah mengimplementasikan perubahan hanya dalam hitungan jam," kata Fang-How Lim - Regional Director Asia Tenggara, Zebra Technologies Asia Pasifik, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (30/7).

Ketika banyak perusahaan mulai beroperasi kembali dan bangkit dari pandemi Covid-19, daya tahan atau ketangguhan perusahaan ritel dan supply chain-nya akan lebih diuji lagi.

Salah satu perubahan yang monumental adalah munculnya konsep yang disebut “Economy at Home”, yang mencoba mengikuti perubahan cara konsumen berbelanja.  Frekuensi dan volume belanja makanan telah meningkat di Asia Pasifik, di mana konsumen sekarang ternyata lebih suka melakukan self-checkout ketimbang dibantu kasir, dengan alasan untuk menjaga jarak yang aman bagi kesehatan mereka.

Untuk menjawab peningkatan ekspektasi konsumen, perusahaan ritel perlu memikirkan cara menjaga kesehatan konsumen baik ketika berada di toko maupun saat menerima barang melalui jasa pengiriman.

Click-and-collect, atau melakukan pembelian secara online lalu mengambil barang di toko (buy online, pick-up in store atau BOPIS), akan menjadi cara atau metode belanja yang lebih disukai, terbukti 55% konsumen meminta agar lebih banyak perusahaan ritel yang menyediakan opsi pemesanan secara mobile.

Fakta ini mendorong perusahaan ritel untuk mengubah strategi fulfillment mereka, apalagi studi itu juga mendapati bahwa 36% responden setuju toko mereka harus dilengkapi dengan fasilitas pemenuhan pesanan melalui web.

Di Asia Pasifik, Zebra Technologies menemukan bahwa sebanyak 88% perusahaan ritel setuju bahwa mempertahankan visibilitas inventori mereka secara real-time adalah sebuah tantangan yang signifikan. Sebanyak 85% mengatakan bahwa perusahaan mereka membutuhkan inventory management yang lebih baik dari yang dimiliki saat ini untuk meningkatkan akurasi inventori real-time.

Baca Juga: Zebra Technologies kembangkan teknologi cloud

Perusahaan-perusahaan ritel juga mengatakan bahwa bantuan robot (83%), smart check-out dan platform IoT yang real-time (89%) benar-benar penting bagi operasional bisnis mereka selama lima tahun ke depan. 

Sebanyak 81% perusahaan ritel juga berencana untuk menyediakan opsi pemesanan melalui perangkat mobile pada 2021.

Adapun sebanyak 70% perusahaan ritel telah mengintegrasikan social media ke dalam ekosistem mereka supaya pembeli dapat segera memberikan feedback.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×