kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adaro Energy (ADRO) optimistis bisnis coking coal lebih membara tahun ini


Minggu, 17 Maret 2019 / 11:16 WIB
Adaro Energy (ADRO) optimistis bisnis coking coal lebih membara tahun ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melihat prospek cerah untuk bisnis batubara kokas atau coking coal sepanjang 2019.

Head of Corporate Communications Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, ADRO melalui Adaro MetCoal Companies (AMC) memasang target produksi batubara kokas sebanyak 1 juta ton atau relatif sama dengan realisasi produksi tahun lalu sebesar 1,01 juta ton.

Sementara lewat Kestrel Coal Resources Pty Ltd, ADRO membidik produksi 6,5 juta ton batubara. Target ini melonjak 35,42% dari realisasi produksi pada tahun lalu sebanyak 4,76 juta ton.

Nadira optimistis permintaan batubara kokas pada tahun ini bakal meningkat sejalan dengan produksi baja yang diperkirakan tumbuh. "Kami perkirakan produksi baja akan tumbuh moderat karena peningkatan pertumbuhan ekonomi global," ungkapnya pada Kontan.co.id, Sabtu (16/3).

Sebagai informasi, cara memperoleh kokas ini dengan memanaskan batubara metalurgi. Nah kokas ini merupakan komponen utama dalam pembuatan baja.

Dengan begitu, Nadira mengharapkan permintaan batubara kokas akan mengikuti pertumbuhan permintaan baja. "Tahun ini memperkirakan seiring produksi dan konsumsi baja yang bertumbuh, permintaan batubara kokas masih akan meningkat," jelasnya.

Adaro Energy memiliki 47,99% saham Kestrel Resources Pty Ltd yang memiliki 80% kepemilikan dalam Kestrel Joint Venture. ADRO menuntaskan akuisisi pada Agustus 2018 silam.

Ia menambahkan, Kestrel Coal Resources juga sudah memulai program-program perubahan yang digadang mampu meningkatkan efisiensi di seluruh bisnis. "Hasil dari program perubahan ini diperkirakan akan meningkatkan profil produksi secara signifikan untuk tahun 2019 dan seterusnya," pungkas Nadira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×