kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alitalia sayonara, stop terbang setelah 74 tahun mengudara, ITA menggantikannya


Senin, 18 Oktober 2021 / 17:43 WIB
Alitalia sayonara, stop terbang setelah 74 tahun mengudara, ITA menggantikannya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: An Alitalia airplane takes off at the Fiumicino International airport in Rome, Italy, February 12, 2016. REUTERS/Tony Gentile/File Photo


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -ITALIA.  Satu lagi maskapai penerbangan global tumbang, terbebani utang dan terhantam pandemi Covid-19. 

Terbaru adalah Alitalia, maskapai Italia yang harus mengakhiri penerbangan pada 14 Oktober 2021 lalu, setelah 74 tahun mengudara.  Perjalanan dari Roma ke Cagliari menjadi penerbangan terakhir Alitalia pada 14 Oktober 2021 lalu. 

Dikutip dari berbagai sumber, penerbangan nasional Italia kini digantikan oleh Italy Air Transport  alias ITA.  ITA terbang perdana pada Jumat (15/10) pagi dari Bandara Linate Milan menuju Bari.  

ITA juga  harus membayar € 90 juta atau lebih dari US$ 104 juta atas merek Alitalia. Nilai itu setara Rp 1,4 triliun.  

Baca Juga: Begini Babak Baru Penyelamatan Garuda Indonesia (GIAA)

Alitalia harus berhenti beroperasi karena selama 20 tahun terakhir merugikan sekitar  € 13 miliar. Operasional maskapai ini makin terkapar lantaran pandemi menghantam. Pada tahun 2020, Alitalia merugi hingga 2 juta euro per hari.

Jika merujuk histori perusahaan, Alitalia pernah menjadi simbol gaya dan kemewahan Italia. Bahkan maskapai ini menjadi primadona bagi para elite politik Italia.

Alitalia juga menjadi simbol keberhasilan ekonomi Italia, pascaberakhir Perang Dunia II. 

Pada tahun 1970-an, Alitalia bahkan menjadi maskapai penerbangan terbesar ketujuh di dunia. Namun, secara perlahanan Alitalia mulai mengalami penurunan dan memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Persaingan yang ketat dalam industri penerbanga,  kesulitan keuangan membuat pemerintah Italia berulang kali berupaya menyelamatkanAlitalia. Dalam tiga tahun terakhir semisal, lebih dari 8 miliar euro atau sekitar US$ 9,27 miliar disuntikan ke Alitalia. Pemerintah Italia juga terus mencari investor swasta sebagai patner. 

Baca Juga: Menilik nasib Garuda Indonesia (GIAA) di tengah jalan terjal restrukturisasi

Puncaknya, Alitalia harus menyerah, tak lagi terbang terbebani utang. Saat pandemi Covid-19, Alitalia bahkan harus menanggung kerugian 2 juta euro per hari. 

Pemerintah Italia berani mengambil keputusan, menghentikan Alitalia terbang. Sebagai gantinya, Italy Air Transport langsung mengisi kekosongan yang ditinggalkan Alitalia.  

Pada masa awal beroperasi, Italy Air Transport mempekerjakan 2.800 karyawan. Dari jumlah tersebut, 70% adalah mereka yang pernah bekerja di Alitalia.

ITA memiliki 52 pesawat. ITA jberencana mengoperasikan rute penerbangan antarkota di Eropa serta penerbangan ke New York dari Milan dan Roma serta penerbangan ke Tokyo, Boston, dan Miami dari Roma.

Ini kali kedua, Italia harus merelakan maskapainya. Air Italy, penerbangan murah di Italia juga harus membekukan operasionalnya pada 11 Februari 2020 lalu. 
Upaya penyelamatkannya gagal setelah salah satu pemilik saham terbesarnya, Qatar Airways, juga menghadapi masalah. 

Air Italy merupakan maskapai terbesar kedua di Italia. Usai dilikuidasi, perusahaan yang bermarkas di Sardinia ini menjual bertahap seluruh asetnya. 

Dus, maskapai Indonesia PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) juga terseok dengan beban utang US$ 2,6 miliar. Kamis, 21 Oktober 2021 adalah putusan sidang  Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta. 

Dus, sidang ini akan menjadi menarik dan akan menentukan nasib maskapai penerbangan milik negara Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×