kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Harga saham bank BUMN sejalan dengan kinerjanya


Minggu, 14 April 2019 / 11:59 WIB
Analis: Harga saham bank BUMN sejalan dengan kinerjanya


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja positif sektor perbankan nasional tahun 2018 lalu turut berkontribusi pada kinerja beberapa bank BUMN. Asal tahu saja, menurut hitung-hitungan Kontan.co.id, rata-rata pertumbuhan pendapatan bank plat merah pada tahun 2018 sebesar 7,74%. Sedangkan untuk laba bank BUMN tumbuh dengan rata-rata 15,30%.

Harga-harga saham emiten bank plat merah juga variatif. Ada beberapa harga saham yang tumbuh seperti BBNI sebesar 9,66% dan BBRI sebesar 17,76%. Tak hanya tumbuh beberapa emiten juga malah mengalami penurunan seperti BBTN sebesar -5,51% dan juga BMRI sebesar -0,68%. 

Menurut Analis Artha Sekuritas Frederik Artha, rata-rata pergerakan harga saham bank BUMN tersebut masih sejalan dengan kinerjanya. Meski begitu, harga saham belum tentu mencerminkan fundamental saham perusahaan tersebut. “Karena kondisi harga yang ada tergantung pada pasarnya,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).

Ia mencontohkan dengan kinerja BBTN yang baru terdongkrak di kuartal IV-2018. Menurutnya sebelum kuartal IV-2018 kinerjanya tidak terlalu baik. Maka pergerakan sahamnya cenderung negatif. “Harus dilihat dahulu seperti apa fundamentalnya secara komprehensif,” tegas Frederik.

Untuk harga sahamnya, Frederik bilang beberapa saham masih bisa naik secara signifikan. Ia memperkirakan momen sehabis pemilihan umum akan mendorong investasi sehingga harga beberapa saham akan terkerek. “Kecuali BBRI mungkin ya, karena target pricenya sudah naik signifikan”, jelas Frederik.

Frederik juga menyarankan agar para investor tak ragu menginvestasikan uangnya ke dalam saham BUMN. “Apalagi kalau mengincar dividennya. Pasti BUMN akan membagikannya,” jelasnya. 

Meski begitu tidak semua dividen ia anggap menarik. “Hanya dividend yield di atas bunga deposito saja yang menarik. Sedangkan sekarang sudah jarang yang di atas bunga deposito,” ungkap Frederik.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki memberikan pandangan lain. Ia bilang bahwa kinerja positif emiten bank BUMN, juga didorong oleh positifnya makro ekonomi sepanjang 2018 lalu. Pelonggaran likuiditas menurutnya akan membuat bank lebih ekspansif. “Hal itu belum ditambah jika kita melihat suku bunga kredit yang rendah. Kinerja bank terproyeksi masih cukup baik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×