kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis memprediksi kinerja Gudang Garam (GGRM) akan semakin garang tahun depan


Rabu, 26 Desember 2018 / 15:36 WIB
Analis memprediksi kinerja Gudang Garam (GGRM) akan semakin garang tahun depan
ILUSTRASI. Warga melintas di depan pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Gudang Garam Tbk tercatat menguat. Perusahaan dengan kode emiten (GGRM) ini di Rabu (26/12) pukul 14.12 terpantau naik 1,54% di level Rp 84.100 per per saham. Sampai tahun depan, kinerja GGRM masih berindikasi tumbuh.

Analis, PT Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi menilai ada dua katalis yang menyebabkan GGRM tumbuh di tahun depan. Pertama tidak adanya kenaikan cukai tahun depan. Kedua penundaan penggabungan tier pengenaan cukai.

Hal ini berdampak positif pada marjin dan pertumbuhan volume penjualan GGRM di 2019. "Harga saham GGRM telah naik Rp 14,4% sejak kami merilis report GGRM tanggal 31Oct18" dalam risetnya 21 Desember 2017. Pada Periode tersebut dia memasang Target Prise (TP) Rp 81.000 per saham.

Untuk perdagangan pada estimasi tahun 2019 Akhmad menaikan TP menjad Rp 100.600 per saham. Sikap ini didasari adanya beberapa alasan yakni asumsi volume penjualan GGRM yang lebih baik.

Mengingat di tengah ekspektasi dampak positif tahun politik pada 2019 dan program bantuan dana tunai pemerintah yang akan meningkatkan konsumsi rokok. Terakhir rendahnya kenaikan average selling prise (ASP) year on year (YoY) sebagai akibat tarif cukai yang sama sebesar 75% dari penjualan.

“Marjin yang membaik dan mendorong laba bersih bertumbuh solid,” kata Akhmad (21/12). Dengan tidak ada kenaikan cukai tahun depan dibarengi potensi pertumbuhan konsumsi rokok, maka tingkat profitabilitas dari level gross margin hingga net margin akan tercatat lebih tinggi.

Di sisi lain ia memprediksi tahun depan pendapatan GGRM naik Rp 5,789 dari prediksi akhir tahun 2018 sebesar Rp 86,878 triliun menjadi Rp 92,667 triliun pada 2019. Kondisi tersebut juga akan mendorong pertumbuhan laba bersih 2019 lebih solid bahkan dengan asumsi ASP lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

Sentimen pada 2019 datang dari rencana pembangunan bandara internasional Kediri. Kata Ahkmad apabila terealisasi akan berefek domino pada aktivitas bisnis, sosial, dan ekonomi secara keseluruhan di kota tersebut. Saat ini wacana pembangunan jalan tol Kertosono-Kediri juga telah bergulir.

“Dalam jangka panjang, kami yakin bandara internasional tersebut akan menarik minat investor dan membuka peluang bisnis yang lebih besar bagi GGRM,” katanya (21/12). Selain itu, GGRM telah menjalin kerjasama dengan PT Jasa Marga (Persero) atau JSMR untuk mengembangkan proyek properti di atas lahan seluas 200 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×