kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

API desak pemerintah segera terapkan safeguard produk garmen impor


Senin, 14 Juni 2021 / 15:27 WIB
API desak pemerintah segera terapkan safeguard produk garmen impor
ILUSTRASI. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendesak pemerintah segera terapkan safeguard produk garmen impor.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendesak pemerintah segera menerapkan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) alias safeguard untuk produk garmen impor. Pasalnya, lonjakan produk impor murah telah menyebabkan luka terhadap industri tekstil dan produk teksktil (TPT) dalam negeri.

Sekretaris Jenderal API, Rizal Rakhman mengatakan, impor ilegal yang beredar dengan berbagai modus tak hanya merugikan para produsen dalam negeri saja, tapi juga turut merugikan pemerintah karena meningkatkan hilangnya potensi pajak yang terima.

"Penguatan pencegahan di border atau pelabuhan kecil sangat diperlukan," ungkap Rizal saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (13/6).

Baca Juga: Rata-rata utlisasi industri TPT anjlok ke level 55%, ini penyebabnya

Melansir berita Kontan.co.id sebelumnya, rata-rata utilisasi industri TPT anjlok menjadi sekitar 55% dari sebelumnya mencapai 70% di akhir tahun 2020. Di sisi lain, kendati Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami penguatan, PMI industri TPT justru terkontraksi hingga 13,28% di kuartal I 2021.

Rizal menambahkan, kondisi industri TPT lokal di kuartal I-2021, turut dipengaruhi naiknya harga minyak dunia yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku polyester, cotton, dan rayon.

"Sehingga pasar tak mampu menyerap perubahan harga tersebut," tambahnya.

Meskipun diterpa berbagai hambatan, API tetap optimistis industri teksil dalam negeri akan tetap menorehkan kinerja yang positif di tahun ini. Hal itu, didukung oleh upaya sejumlah upaya yang dilakukan para pelaku usaha untuk terus meningkatkan penjualan, sehingga rata-rata utilisasi bisa meningkat.

"Kunci utama adalah menciptakan demand atau permintaan pasar, agar order meningkat khususnya produsen dalam negeri," imbuh Rizal.

Selanjutnya: Maraknya produk impor murah ancam keberadaan industri teksil lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×