kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asuransi kendaraan terkena imbas penjualan mobil yang turun


Senin, 15 April 2019 / 16:51 WIB
Asuransi kendaraan terkena imbas penjualan mobil yang turun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menurunnya bisnis penjualan otomotif di awal tahun ikut berpengaruh pada bisnis asuransi kendaraan bermotor. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mencatat pengiriman dari pabrik ke diler (wholesales) pada Februari 2019 hanya mencapai 81.884 unit.

Jumlah ini turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan turun tipis 0,4% dibandingkan Januari 2019. Produksi mobil juga turun, per Februari 2019 produksi mobil hanya 94.716 unit, turun 6% secara tahunan dan 11% secara bulanan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyatakan wajar apabila sector manufaktur cenderung wait and see menjelang pemilu. Pelaku pasar yang berencana akan melakukan investasi cenderung menunda hingga pemilu selesai.

"Ini juga mungkin ada pengaruhnya terhadap sektor riil dimana ada kecenderungan menahan belanja sampai hasil pemilu diumumkan. Perilaku ini cenderung membuat pertumbuhan premi asuransi sedikit tertahan, termasuk asuransi kendaraan bermotor. Namun kami masih mempelajari data Triwulan I tahun 2019," ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Senin (15/04).

Kendati demikian, Dody menyebut Asosiasi optimis setelah pemilu berlalu dan keadaan kembali normal, maka premi asuransi akan meningkat termasuk lini kendaraan bermotor. Ia juga memprediksi seperti tahun-tahun sebelumnya kontribusi asuransi kendaraan bermotor dan property masih menjadi paling dominan tahun ini.

Data AAUI memperlihatkan premi asuransi kendaraan bermotor memberikan kotribusi 26,7% dari total premi tahun 2018 sebesar Rp 69,85 triliun. Tahun lalu premi asuransi kendaraan bermotor tumbuh 7,86% year on year (yoy) dari Rp 17,31 triliun menjadi Rp 18,67 triliun.

"AAUI tidak membuat estimasi angka pertumbuhan premi per lini bisnis, namun secara keseluruhan pertumbuhan premi diperkiraka 10% dibandingkan tahun 2018," tambah Dody.

PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPM Insurance) mengaku premi untuk kendaraan bermotor di awal tahun mengalami penurunan hingga 15%. Presiden Direktur MPM Insurance Alexander Hendro Setokusumo menyatakan hal ini sejalan dengan data Gaikindo mengenai penurunan penjualan mobil.

"Saya dengar dari sumber bisnis saya di Lembaga pembiayaan juga ada aturan untuk batasan memberikan potongan harga bagi diler, semua ada efeknya. Kuartal pertama memang ada tantangannya," ujar Alex kepada Kontan.co.id.

Melihatnya hal ini, Alex menyatakan untuk mengejar target pertumbuhan premi 15% tahun ini, pihaknya akan fokus pada lini bisnis lain salah satunya asuransi kredit multiguna. Adapun tahun lalu perusahaan ini mencatatkan pendapatan premi bruto tumbuh 23,75% yoy menjadi 338,12 miliar.

"Tahun lalu, MPM Insurance premi paling besar itu di kendaraan bermotor sekitar 60%, lalu properti 25%, sisanya di lini bisnis lain. Aasuransi kendaraan bermotor tidak ditahan tapi bisnis bisa saja naik turun. Targetnya tahun ini, kendaraan bermotor beri kontrinbusi 50% dari total premi," papar Alex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×