kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahana Icon Syariah bidik return 10%


Rabu, 02 Agustus 2017 / 21:14 WIB
Bahana Icon Syariah bidik return 10%


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pertumbuhan saham syariah memang belum sebanding dengan pergerakan ekuitas konvensional. Pasalnya emiten sektor keuangan, perbankan maupun emiten dengan selisih utang dan pendapatan yang terlalu besar tidak termasuk dalam daftar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Alhasil, performa reksadana saham syariah terbilang lambat, termasuk produk reksadana Bahana Icon Syariah.

Produk reksadana saham syariah besutan Bahana TCW Investment Management ini mencatatkan return 4% year to date per 7 Juli 2017. Kinerjanya masih di bawah tolak ukur ISSI yang naik 7,1%.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menjelaskan, tantangan pada produk ini terdapat pada likuiditas saham yang kebanyakan tidak terlalu lancar. Namun, ia optimis akan adanya pertumbuhan return produk ini.

"Outlook bagus, mengingat kinerja perusahaan akan semakin baik di semester kedua tahun ini," kata Soni kepada KONTAN, Rabu (2/8).

Soni memperkirakan, return produk ini hingga akhir 2017 sebesar 10%. Ia meyakini pergerakannya akan mengikuti grafik pasar saham secara umum di mana kerap terjadi earning revision upwards.

Tak hanya itu, Soni juga meyakini akan adanya perpindahan dari aset kelas pendapatan tetap ke instrumen saham yang lebih dijagokan.

Berdasarkan portofolio Bahana Icon Syariah, tercantum lima besar saham yang menjadi portofolionya yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 19%, PT Astra International Tbk 15%, PT Unilever Indonesia Tbk 11%, PT United Tractors Tbk 6% dan PT Semen Indonesia Tbk sebesar 3%.

Mengenai metode pemilihan saham, kata Soni menggunakan  bottom-up-approach. Menurutnya, banyak saham-saham syariah yang kurang likuid, bisa di investasikan, tapi tidak dipilih demi mengurangi risiko pengetatan.

Ia menyarankan investor memegang produk reksadana saham syariah ini sepanjang tiga tahun untuk mendapatkan hasil ideal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×