kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara Bisi International menyuburkan penjualan tahun 2018


Selasa, 29 Mei 2018 / 13:47 WIB
Begini cara Bisi International menyuburkan penjualan tahun 2018


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI) menargetkan peningkatan penjualan sebesar 20% atau menjadi Rp 2,77 triliun hingga akhir tahun.

Tahun lalu, perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan hingga trading komoditas ini berhasil meningkatkan penjualan sebesar 24,7% year on year menjadi Rp 2,3 triliun dari Rp 1,8 triliun.

Direktur Utama Bisi Jemmy Eka Putra mengatakan, tahun ini BISI menargetkan akan bekerja sama dengan petani yang menggarap 258.300 hektare dengan total area 72.967 hektare (ha). Target ini lebih tinggi 100% dari angka sebelumnya di mana total petani yang bekerja sama dengan BISI tahun 2017 sebanyak 117.881 petani dengan luas lahan 34.994 ha.

Jemmy mengatakan, kerja sama ini akan mendorong BISI untuk meningkatkan produksi benih juga mendorong penjualan. "Kami harapkan produksi meningkat besar. Untuk penjualannya, tahun lalu penjualan benih jagung 26.674 ton, tahun depan semoga bisa 35.000 ton," ujar Jemmy.

Jemmy mengakui, kontribusi penjualan BISI yang paling besar adalah penjualan benih jagung. Dia bilang, penjualan benih jagung bisa mencapai 55%, produk pestisida dan pupuk sebesar 37% dan sisanya penjualan benih hortikultura dan sayuran.

Akuisisi BISI atas anak Monsanto, PT Branita Sandhini pun ditargetkan akan menyumbang peningkatan penjualan benih jagung sebesar 14% sementara untuk total penjualan sebesar 6%.

"Tahun 2019 diperkirakan akan naik 24% sementara 2020 naik 32%. Kalau untuk total penjualan secara keseluruhan, 11% di 2019 dan 13% di 2020," ungkap Jemmy.

Meskipun dengan mengakuisisi PT Branita Sandhini mampu meningkatkan penjualan benih BISI, tetapi Jemmy mengaku, pihaknya tetap berhati-hati menetapkan target penjualan yang sebesar 20%.

Menurut Jemmy, peluang penjualan benih, produk pestisida dan pupuk masih sangat besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

Kebijakan-kebijakan tersebut seperti pembangunan berbagai infrastruktur seperti bendungan baru, saluran irigasi dan adanya bantuan untuk mesin pertanian. Tak hanya itu, ada pula pemberian benih dan pupuk untuk perluasan tanam. Bahkan, asuransi pertanian untuk padi dan jagung mulai digalakkan.

Kebijakan lainnya adalah adanya pembatasan impor jagung dan adanya harga acuan pembelian jagung dan harga pokok pembelian untuk jagung dan beras. "Kalau harga stabil maka petani akan terus termotivasi untuk memanam," tandas Jemmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×