kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini kata Bank Mandiri soal progres restrukturisasi kredit Krakatau Steel (KRAS)


Rabu, 26 Juni 2019 / 19:06 WIB
Begini kata Bank Mandiri soal progres restrukturisasi kredit Krakatau Steel (KRAS)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir bulan Juni 2019 ini, restrukturisasi PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) diperkirakan bakal rampung. Merujuk artikel Kontan, Senin (17/6) lalu emiten baja pelat merah ini mengatakan telah meminta izin kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar utang dapat segera direstrukturisasi.

Pun, Krakatau Steel saat ini juga tengah menyiapkan dan mengkaji strategi restrukturisasi. Direktur Utama, KRAS Silmy Karim menjelaskan hutang bank Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) sudah di tangan. Baik dari Bank BRI, Mandiri dan juga Bank BNI.

Nah, salah satu kreditur terbesar KRAS yakni PT Bank Mandiri Tbk mengatakan saat ini pihaknya sudah menerima beberapa usulan restrukturisasi yang diajukan KRAS ke beberapa kreditur. Direktur Korporasi Bank Mandiri Royke Tumilaar mengungkap, bila tak ada aral melintang maka pada akhir bulan ini rencana tersebut sudah bisa dijalankan.

Namun, menurut Royke hal tersebut sangat bergantung pada keputusan antara Krakatau Steel dengan kreditur lainnya. Secara singkat, Royke menyebut ada tiga skema restrukturisasi yang diajukan oleh KRAS mulai dari operasional berupa penjualan aset non core hingga penerbitan obligasi konversi.

Sayangnya, Royke tidak dapat merinci apa saja isi dan ketentuan dari masing-masing skema tersebut. Sebab, menurutnya hal ini masih dalam tahap negosiasi. "Rencana akhir bulan ini, tapi tergantung KRAS negosiasi dengan kreditur lainnya," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (26/6).

Adapun, bila merujuk pada laporan keuangan tahun 2018, total pinjaman jangka pendek KRAS ke sejumlah perbankan mencapai sebesar US$ 1,13 miliar atau Rp 16,17 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.310 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Sementara pinjaman jangka panjang senilai US$ 811,70 juta atau Rp 11,61 triliun, ditambah US$ 123,36 juta atau Rp 1,76 triliun yang telah masuk ke dalam liabilitas jangka pendek karena akan jatuh tempo pada tahun 2019.

Merinci laporan keuangan, total saldo terutang jangka pendek yang jatuh tempo pada tahun 2019 nilainya mencapai sekitar US$ 788,14 juta atau setara Rp 11,27 triliun. 

Hutang tersebut meliputi pinjaman ke sejumlah bank pelat merah yakni Bank Mandiri, BNI dan BRI. Sekaligus satu entitas milik pemerintah yakni Indonesia Eximbank.

Sementara itu, bank swasta juga ikut menjadi kredit ke perusahaan, diantaranya PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Bank DBS Indonesia. KRAS juga menjadi debitur di salah satu bank asing Tanah Air yakni Standard Chartered Bank.

Sebagai contoh, Bank Mandiri misalnya tercatat memiliki tagihan jangka pendek terhadap KRAS senilai US$ 359,58 juta atau sekitar Rp 5,14 triliun yang bersumber dari tiga jenis pinjaman yakni letter of credit (L/C), bank overdraft dan kredit modal kerja (KMK). 

Fasilitas pembiayaan oleh Bank Mandiri ini akan berakhir pada 27 September 2019. Bank plat merah lain seperti BRI juga mempunyai tagihan sebanyak US$ 16,78 juta atau Rp 240,11 miliar yang merupakan L/C impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×