kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut sejumlah sentimen yang menekan kurs rupiah di akhir Januari


Rabu, 30 Januari 2019 / 19:23 WIB
Berikut sejumlah sentimen yang menekan kurs rupiah di akhir Januari


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah rupanya harus kembali loyo di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) Rabu (30/1). Tren pelemahan rupiah dinilai ekonom salah satunya karena realisasi investasi dalam negeri yang melambat.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan, di pasar spot rupiah berada di level Rp 14.131 per dollar AS atau melemah 0,26% dibanding hari sebelumnya Rp 14.094 per dollar AS. Sementara dalam sepekan pelemahan naik 0,40%. Sedangkan dalam kurs jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor), nilai tukar rupiah yang berada di level Rp 14.112 turun 0,10% dari hari sebelumnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, tren pelemahan rupiah dipicu rilis pertumbuhan realisasi investasi yang melambat. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, secara total realisasi investasi selama 2018 mencapai Rp 721,3 triliun atau hanya tumbuh 4,1%.

Adapun rinciannya total realisasi investasi PMDN 2018 mencapai Rp 328,6 triliun atau naik 25,3% dibandingkan 2017 sebesar Rp 262,3 triliun. Sedangkan total realisasi investasi PMA 2018 adalah sebesar Rp 392,7 triliun, turun 8,8% dibandingkan realisasi investasi PMA 2017 sebesar Rp 430,5 triliun.

Hanya saja, dengan peningkatan investasi tersebut, Bhima melihat pertumbuhannya masih belum cukup untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Realisasi investasi yang rendah terutama karena penanaman modal asing menurun 8,8%. Data realisasi investasi menjadi bahan evaluasi investor dalam menyusun portofolio emiten pada tahun 2019,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (30/1).

Di samping hasil realisasi investasi yang diumumkan BKPM, Bhima melihat lemahnya mata uang Garuda karena pelaku pasar tengah menunggu rilis inflasi bulan Januari yang diperkirakan cenderung tinggi. “Hal ini didorong naiknya tiket angkutan udara dan kargo logistik,” tandasnya.

Faktor sentimen global mengenai perkembangan Brexit dan negosiasi perang dagang turut menjadi perhatian pasar. Sehingga Bhima bilang, bursa saham Asia memerah dan rupiah jadi merunduk dari dollar AS. Untuk besok, Bhima memperkirakan rupiah bergerak lemah di kisaran Rp 14.150 sampai Rp 14.200 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×