kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis Hotel di 2019 Tetap Menggeliat


Kamis, 08 November 2018 / 10:04 WIB
Bisnis Hotel di 2019 Tetap Menggeliat

Reporter: Sponsored | Editor: Evelyne Lee

Bisnis hotel di 2019 diprediksi akan tetap positif ditandai dengan tetap kondusifnya iklim politik. Berbagai event baik skala lokal, nasional, hingga internasional juga pertemuan-pertemuan partai politik, akan menjadi salah satu pendorong utama geliat bisnis hotel di tahun depan.

Lembaga riset Colliers International Indonesia menyebut, meski di tahun depan jumlah hari kejepit, alias hari libur yang berdekatan dengan hari kerja lebih sedikit dibanding tahun ini, tingkat okupansi hotel diproyeksi tetap tinggi. Pasalnya, kebutuhan berlibur bagi keluarga sekarang ini sudah menjadi kebutuhan utama. Apalagi dari sisi pendapatan dan daya beli, juga terus meningkat. 

Tentu saja, agar bisnis hotel di tahun depan semakin bergeliat, pemerintah diharapkan membuat event-event yang menarik di setiap destinasi wisata, baik destinasi wisata eksisting, maupun destinasi wisata yang saat ini tengah dipromosikan pemerintah.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut, pada tahun ini, okupansi hotel tertinggi tercatat di bulan Juli dan Agustus. Bahkan merupakan tingkat hunian bulanan tertinggi sejak empat tahun terakhir. Ini dapat dimaklumi karena pada bulan itu, dilaksanakan berbagai event skala internasional, seperti Asian Games 2018, Asian Para Games 2018, sehingga jumlah tamu naik signifikan.

Masih menurut PHRI, sepanjang semester I/2018, realisasi okupansi hotel secara nasional mencapai 54,75%, naik dari periode sama tahun 2017 sebesar 53,36%. Para pebisnis optimis, saat Natal dan Tahun Baru, okupansi hotel naik 10% dari rata-rata bulanan. Sehingga diharapkan okupansi nasional bisa hingga tutup tahun sampai 65-70 persen.

Khusus untuk hotel-hotel di kawasan destinasi pariwisata populer (seperti Bali, Malang, Yogyakarta, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Bintan, Belitung, dan Bandung), okupansi pada Natal dan Tahun Baru bisa menembus 90%-100%. PHRI juga memprediksi okupansi hotel di Lombok pada musim libur akhir tahun ini masih akan tinggi. PHRI mengingatkan, para pengelola hotel menjamin kualitas pelayanan karena akan menjadi referensi pengunjung untuk kembali ke hotel tersebut atau tidak.   

Di sisi lain, Global Business Travel Association (GBTA)  dan Carlson Wagonlit Travel (CWT) memprediksi, menguatnya perekonomian global dan kenaikan harga minyak diperkirakan akan mendorong biaya perjalanan pada 2019. Harga tiket penerbangan diperkirakan naik 2,6 persen dan tarif hotel meningkat 3,7 persen. 

GBTA meramal akan terjadi kenaikan tarif hotel pada tahun depan karena kenaikan permintaan kamar hotel yang didorong oleh kenaikan permintaan perjalanan dengan pesawat terbang. Tarif hotel diekspektasikan naik lebih dari 5 persen di Asia dan Eropa, 2,1 persen di Amerika Utara, namun melorot 1,3 persen di Amerika Latin.

Selain proyeksi yang positif, GBTA mewanti-wanti, masih ada risiko perekonomian global 2019 akibat meningkatnya kebijakan proteksionisme.  Meski dampak perang dagang China-AS belum memperlihatkan dampaknya pada penurunan permintaan perjalanan bisnis. Namun ia memastikan, bahwa situasi tersebut merupakan "faktor risiko pelemahan" terhadap industri perjalanan korporasi

Santika Tetap Ekspansi

Santika Indonesia Hotels & Resorts optimistis di tahun depan, kinerja akan tetap cemerlang. Imbas berbagai kegiatan politik di masa pemilu. Hajatan pemilu diproyeksi mendorong kenaikan bisnis mencapai 10%.  Saat ini jumlah hotel yang dikelola Santika Indonesia Hotels & Resorts sebanyak 110 hotel yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan adanya kontestasi politik tersebut, Santika berharap berdampak positif dan merata di semua hotel.

Periode Januari-April di tahun depan akan lebih menarik karena berdekatan dengan Pilpres. Sehingga tidak menutup kemungkinan tingkat okupansi akan meningkat karena setiap pendukung akan beradu cepat untuk melakukan start pemenangan masing-masing calon.

Agar momen dan peluang terus terjaga, Santika gencar melakukan promo dan menerapkan strategi melalui program direct booking dan loyalty program. Untuk loyalty program merupakan program membership yang akan mendapatkan harga khusus.

Saat ini, secara keseluruhan hotel milik Santika Grup kontribusi pendapatan terbesar dari kamar dengan sales co-efficiency pada angka 170. Artinya 100 untuk kamar dan 70 untuk yang lain-lain.

Kinerja tahun ini juga positif. Mayoritas hotel di jaringan Santika diserbu perusahaan maupun lembaga pemerintah untuk keperluan meeting dan gathering. Tren tersebut diyakini akan berlangsung hingga musim pemilu 2019. 

Dari sisi roadmap bisnis, hingga 2020 Santika Grup menargetkan bisa mengoperasikan 130 hotel dengan fokus utama membidik kota-kota ke 2 alias setingkat kabupaten. Selain itu, fokus ekspansi ke Indonesia bagian timur. Ekspansi Santika Grup pararel dengan 10 destinasi wisata baru yang digalakkan pemerintah. Juga, sebagai bentuk dukungan kepada pariwisata Indonesia. Santika selalu menghadirkan hotel yang nyaman. 

Nginap di hotel, Santika saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

×