kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cuaca buruk, volume produksi dan pengupasan Delta Dunia Makmur turun


Sabtu, 24 Februari 2018 / 12:56 WIB
Cuaca buruk, volume produksi dan pengupasan Delta Dunia Makmur turun


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini mengganggu operasional PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Akibatnya, volume produksi dan pemindahan batuan penutup (overburden removal) DOID di awal tahun turun.

Berdasarkan laporan resmi perusahaan batubara ini, Jumat (23/2), produksi batubara DOID per Januari 2018 turun sekitar 8% menjadi 3,2 juta bank cubic meter (bcm). Pada Januari 2017 lalu, jumlah produksi batubara perusahaan ini mencapai 3,5 juta bcm.

DOID juga mencatatkan penurunan produksi secara bulanan. Produksi batubara DOID di Januari turun sekitar 3% dibanding produksi per Desember 2017, 3,3 juta bcm.

Penurunan produksi sejalan dengan penurunan aktivitas overburden removal sebesar 14% menjadi 24,8 juta bcm per Januari 2018 dari sebelumnya 28,8 juta bcm per Januari 2017. Angka tersebut juga lebih rendah bila dibandingkan aktivitas di Desember 2017, sebesar 26.9 juta bcm.

Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu penurunan ini. Durasi hujan yang terjadi selama Januari 2018 lebih lama sekitar 30% dibanding Januari 2017. Durasinya juga lebih panjang 19% dibanding Desember 2017.

Meski demikian, manajemen berharap kenaikan harga komoditas batubara mampu mengompensasi penurunan volume tersebut. Dengan harga yang terus menghangat, permintaan jasa pertambangan akan meningkat.

Sebelumnya, Direktur Keuangan DOID Eddy Porwanto mengatakan kepada KONTAN, DOID membidik pertumbuhan volume overburden removal sebesar 10% menjadi sekitar 375 juta bcm hingga 425 juta bcm.

EBITDA juga akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan volume. "Demikian juga untuk laba bersih," ujar Eddy.

Lucky Ariesandi, analis Yuanta Sekuritas, mengatakan, performa DOID masih akan disetir oleh pergerakan harga batubara yang sempat sedikit turun jelang libur imlek, akibat menurunnya kegiatan ekonomi di China. "Permintaan akan kembali rebound beberapa pekan berikutnya, setelah kegiatan ekonomi berjalan normal," tulis dia dalam risetnya, Jumat (23/2).

Selain sentimen permintaan, cuaca buruk di Indonesia juga turut menghangatkan harga batubara. Curah hujan tinggi mengurangi suplai batubara global, sehingga akan mengerek harga.

DOID semakin menarik karena valuasinya masih murah. Price earning ratio (PER) DOID 6,6 kali. "Jauh lebih rendah dibanding emiten sejenis di industrinya," imbuh Lucky.

Ia merekomendasikan buy bagi saham DOID dengan target harga sebesar Rp 1.580 per saham. Target harga tersebut mencerminkan PER 2018 sebesar 9,9 kali.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin, harga saham DOID menguat 55 poin atau setara sekitar 5,16% ke level Rp 1.120 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×