kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Debat capres semalam berhasil dongkrak harga saham kelapa sawit


Senin, 18 Februari 2019 / 16:36 WIB
Debat capres semalam berhasil dongkrak harga saham kelapa sawit


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dukungan penggunaan minyak kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar alternatif oleh dua calon presiden (capres) yang akan berlaga di Pilpres 2019, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto nampaknya menjadi sentimen positif bagi sejumlah emiten perkebunan kelapa sawit di Tanah Air. Tercatat saham-saham emiten tersebut mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (18/2).

Tercatat, emiten perkebunan kelapa sawit yang sahamnya mengalami kenaikan antara lain PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) sebesar 2,44%%, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 2,33%, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) 2,06%, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar 1,10%, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) 0,74%, dan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)Tbk 0,44%.

Sebagai informasi, pada debat terbuka yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu malam (17/2) Joko Widodo menyatakan bahwa dirinya akan membuat perencanaan yang lebih matang terkait dengan program biodiesel B20 yang saat ini sudah bergulir agar bisa terus dikembangkan hingga B100. 

Adapun Prabowo Subianto menyatakan bahwa dirinya akan menerapkan kebijakan yang sama dan memperbanyak perkebunan kelapa sawit plasma.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto meyakini bahwa kenaikan tersebut dipengaruhi oleh pernyataan kedua capres pada debat terbuka yang digelar untuk kedua kalinya itu. Ia melihat adanya upaya serius dari kedua belah pihak untuk menyerap minyak kelapa sawit hasil produksi dalam negeri. 

“Biarpun ini belum dijalankan alias masih rencana kedua capres, tapi karena sudah disebut terlebih dahulu maka ini menjadi sentimen positif bagi pasar,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).

Tapi William bilang bahwa implementasi program biodiesel B100 tidak bisa terwujud dalam waktu yang singkat lantaran membutuhkan studi lebih lanjut mengenai dampaknya terhadap lingkungan, termasuk dari aktivitas perkebunan kelapa sawit yang sangat mungkin menjadi lebih masif dibandingkan dengan saat ini. “Apakah akan menimbulkan permasalahan baru seperti polusi kita belum tahu dampaknya,” kata dia.

Lebih lanjut untuk saham- saham dari emiten perkebunan kelapa sawit menurut William tidak banyak yang bisa jadi pilihan lantaran tidak seluruhnya sensitif terhadap sentimen. 

Dia bilang hanya saham AALI dan LSIP yang selama ini pergerakannya cenderung mengikuti sentimen yang behembus di pasar. Hal tersebut tentunya bisa memudahkan investor untuk memproyeksi bagaimana pergerakannya di lantai bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×