kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DNET raup berkah dari momen Ramadan dan Lebaran


Jumat, 20 Juni 2014 / 10:33 WIB
DNET raup berkah dari momen Ramadan dan Lebaran
ILUSTRASI. Perluasan kerja sama penggunaan mata uang lokal atau LCT diyakini membawa dampak positif terhadap rupiah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) bakal meraup berkah dari momen bulan puasa dan lebaran. Emiten yang dulunya bergerak di sektor teknologi informasi ini akan kecipratan untung dari kenaikan penjualan PT Indomarco Prismatama (Indomaret).

Selama momen puasa dan lebaran tersebut, penjualan Indomart bisa meningkat cukup signifikan. "Penjualannya bisa naik dua setengah kali hingga tiga kali lipat," imbuh Haliman Kutedjo, Direktur DNET.

Perlu diingat, DNET bukan pemegang saham mayoritas Indomaret. DNET hanya memegang 40% saham peritel tersebut sehingga hasil penjualan Indomart tidak dikonsolidasikan pada laporan keuangan DNET. Hasil aktivitas operasi Indomaret akan dicatat pada pos bagian laba entitas asosiasi DNET.

Hal yang sama juga berlaku untuk dua entitas asosiasi DNET lainnya, yakni PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Sebab, DNET juga bukan merupakan pemegang saham mayoritas melainkan hanya memegang 31,5% saham ROTI dan 35,84% saham FAST.

Harjono belum bisa merinci berapa perolehan laba entitas asosiasinya tahun ini. Tapi untuk gambaran, tahun lalu pos bagian laba entitas asosiasi DNET tercatat Rp 187,08 miliar. Sementara untuk periode kuartal pertama tahun ini, angkanya tercatat sebesar Rp 44,84 miliar.

Setidaknya, kenaikan penjualan itu bisa menjadi salah satu katalis positif bagi DNET. Pasalnya, banyak tantangan yang harus dihadapi sektor konsumer sepanjang tahun ini. Baik ROTI, FAST dan Indomaret akan mengalami paparan langsung kenaikan upah minimum dan kenaikan tarif dasar listrik.

"Karena kita tahu ketiga perusahaan itu memiliki banyak karyawan dan membutuhkan listrik sepanjang akrivitas operasinya," pungkas Harjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×