kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erajaya gencar ekspansi, simak rekomendasi sahamnya


Senin, 14 Mei 2018 / 21:00 WIB
Erajaya gencar ekspansi, simak rekomendasi sahamnya
ILUSTRASI. Gerai Urban Republic dari Erajaya


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) gencar ekspansi, mulai dari penambahan toko baru hingga kerja sama dengan pemberi pinjaman pihak ketiga.

Analis BCA Sekuritas Aditya Eka Prakasa dalam riset 11 Mei 2018, menyatakan, tahun ini ERAA akan banyak melakukan ekspansi. Perseroan akan membuka 250 toko baru hingga akhir tahun ini. Fokus daerah yang ingin disasar adalah kota lapis kedua. Dana yang dianggarakan untuk belanja modal sekitar Rp 350 miliar.

Selain itu, untuk mengakomodasi setiap lapisan ekonomi, ERAA telah terikat dengan Itochu dan Payjoy untuk menyediakan pembiayaan telepon seluler praktis dengan hanya melengkapi data nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP), akun Facebook dan nomor telepon yang aktif. Kerja sama ini bisa memperluas pangsa pasar ERAA kepada pelanggan yang tidak memiliki kartu kredit.

"Sistem pembayaran tersebut akan lebih cocok dilakukan di kota lapis kedua dan kerja sama ini harus berjalan dengan baik, mengingat jajaran merek ERAA yang luas ada di produk ponsel murah asal China yang populer di segmen bawah," kata Aditya.

Selain bentuk kerja sama ERAA dengan pemberi pinjaman pihak ketiga, ERAA juga sedang membangun bisnis fintech untuk membiayai penjualan ponsel pintar. Aditya mengatakan hal ini akan membantu ERAA menembus pelanggan selain dari kerja sama dengan Payjoy dan Itochu.

Namun, Aditya memperkirakan kerja sama pembayaran tersebut menimbulkan risiko kanibalisasi penjual ponsel cerdas secara tradisional, yang juga pelanggan ERAA. "Kami mencatat saluran penjualan ponsel tradisional masih mewakili sebagian besar pendapatan ERAA," paparnya.

Hingga kini bisnis Internet of Things (IoT) masih berkontribusi kecil pada pendapatan ERAA. Untuk memperkuat bisnis tersebut ERAA telah mengakuisisi beberapa perusahaan termasuk Urogen pada Desember 2017. "Tampaknya ERAA akan melanjutkan ekspansi bisnis dengan menyediakan alat perawatan kesehatan dengan perangkat IoT canggih," kata Aditya.

Di tengah berbagai rencana ekspansi yang cukup agresif, analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi mengatakan, ke depan ERAA berpotensi memiliki risiko beban biaya tetap dari pembukaan toko baru. "Menjadi tantangan bagi ERAA untuk konsisten mencapai target penjualan di setiap toko," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (14/5).

Namun, dengan dukungan penetrasi ponsel pintar di Indonesia yang semakin meningkat, Michael memproyeksikan kinerja ERAA akan positif pada tahun ini. Selain itu, ia melihat kinerja ERAA pada tahun ini juga tidak hanya akan tumbuh tinggi dari segmen penjualan ponsel, melainkan juga barang lainnya dari Xiaomi store yang juga menjual berbagai barang IoT dan peralatan rumah tangga.

Michael memproyeksikan pendapatan ERAA di akhir tahun tumbuh menjadi Rp 32 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 700 miliar.

Aditya merekomendasikan hold saham ERAA dengan target harga Rp 1.810 per saham. Darien Sanusi, analis Trimegah Sekuritas merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×