kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapmmi optimistis kinerja industri makanan dan minuman tumbuh tahun ini


Kamis, 15 April 2021 / 18:53 WIB
Gapmmi optimistis kinerja industri makanan dan minuman tumbuh tahun ini
ILUSTRASI. Rak penjualan aneka makanan?kemasan di sebuah supermarket di Tangerang Selatan, Minggu (7/6). KONTAN/Baihaki


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur di Indonesia pelan tapi pasti mulai bangkit. Hal tersebut sejalan dengan capaian beberapa data indeks manufaktur yang dirilis belakangan ini.

IHS Markit mencatat, realisasi Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat sebesar 53,2 pada bulan Maret 2021 atau lebih baik ketimbang bulan sebelumnya sebesar 50,9. Angka ini merupakan level tertinggi dalam satu dekade pengumpulan data PMI Indonesia sejak April 20211.

Bank Indonesia juga merilis Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) yakni berada di level 50,01% pada kuartal I-2021 atau meningkat dari capaian di kuartal IV-2020 yakni 47,29%.

Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) bidik kenaikan penjualan hingga 15% pada 2021

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman menilai, realisasi data-data indeks manufaktur tersebut cukup menggambarkan pula kinerja di industri makanan-minuman (mamin) Indonesia.

Dia menilai, industri mamin sebenarnya sudah memulai masa pemulihannya sejak pertengahan tahun lalu, kemudian berlanjut pada awal tahun ini. Permintaan produk mamin cukup besar mengingat banyak peritel yang melakukan order produk tersebut sejak bulan Januari sebagai bagian dari persiapan Lebaran Idulfitri.

Sayang, kendala muncul seiring pengumuman larangan mudik saat Lebaran oleh pemerintah. Kondisi ini membuat pasar di sektor mamin tiba-tiba lesu. Gapmmi pun mengkhawatirkan mandeknya industri mamin akibat larangan mudik berefek domino pada industri-industri lainnya.

“Pengalaman tahun lalu, begitu ada pembatasan pasar langsung lesu. Terjadi pengurangan order dan bahkan ada kelebihan stok,” ungkap dia, Kamis (15/4).

Baca Juga: Industri manufaktur berangsur pulih, ini pandangan Astra International (ASII)

Adanya upaya dari pemerintah untuk menggairahkan penjualan barang secara online tidak serta merta mengangkat kinerja industri mamin. Sebab, kontribusi penjualan produk main secara online rata-rata di bawah 10% saja dari total penjualan yang ada.

Terlepas dari itu, Gapmmi tentu sadar bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari kata usai. Pemerintah pun diharapkan mampu meningkatkan pengawasan terhadap protokol kesehatan di seluruh kalangan masyarakat.




TERBARU

[X]
×