kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garap proyek properti, emiten konstruksi kian prospektif


Kamis, 13 Juni 2019 / 20:26 WIB
Garap proyek properti, emiten konstruksi kian prospektif


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten kontruksi kian serius menggarap sektor properti guna melengkapi proyek infrastruktur berkonsep kawasan baru hingga transit oriented development (TOD). Emiten tersebut adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

WIKA berencana membangun kota mandiri di Pulomas, Jakarta Timur dan proyek transit oriented development (TOD). Proyek kota mandiri yang akan berdiri di daerah Pulomas tersebut memiliki luasan area hingga 300 hektare (ha). Namun akan dibangun secara bertahap. Rencananya tahap I seluas 100 ha akan dibangun di dekat area waduk Ria Rio.

Selain itu, WIKA akan membangun proyek TOD di sepanjang jalur kereta cepat Jakarta Bandung. Adapun lahan yang disiapkan di daerah ini adalah 1.970 ha dengan rincian di Karawang seluas 250 ha, Walini seluas 1.270 ha dan Tegalluar 450 ha. Perkiraan pendapatan yang bisa dikeruk dalam 50 tahun mencapai Rp 266 triliun.

ADHI melalui anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti (ACP) pun tidak kalah heboh. Proyek ACP yang sedang berjalan saat ini terdiri dari enam proyek properti dan tiga Hotel, yaitu: LRT City Bekasi - Eastern Green; LRT City Sentul - Royal Sentul Park; LRT City Jaticempaka - Gateway Park; LRT City Ciracas - Urban Signature; MTH 27 Office Suites dan LRT City Bekasi - Green Avenue, Grandhika Hotel di tiga kota besar; Jakarta, Medan dan Semarang.

Sementara itu, terdapat delapan proyek yang sedang proses perizinan dan pengembangan, meliputi Cisauk Point (Member of LRT City), Oase Park (Member of LRT City) dan The Premiere MTH, Bogor Raya, Cibubur, Sentul KM 37, Sentul KM 29 dan Sentul Side. Dari pengembangan tersebut diharapkan menghasilkan nilai properti Rp 42 triliun.

Melihat kondisi tersebut, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, kebangkitan sektor properti akan semakin terlihat jika memang pelonggaran kebijakan suku bunga yang dinanti akan terjadi.

“Karena itu, kalau suku bunga jadi diturunkan maka akan menguat. Karena ini kan turut mempengaruhi bunga kredit yang berujung pada keputusan membeli properti,” ujar William kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6). 

Menurutnya, ini keputusan yang tepat bagi emiten konstruksi untuk mulai melakukan diversifikasi produk di luar infrastruktur.

Pemilihan konsep TOD dirasa sudah sangat tepat. Itu dikarenakan arah properti akan kesana dalam tahun-tahun berikutnya. 

William merekomendasikan untuk bisa mengoleksi ADHI dan WIKA. Pertimbangan terbesar ada pada WIKA yang mencatatkan aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 815,51 miliar year to date (ytd). 

Adapun target harga jangka menengah yang ditentukan adalah WIKA Rp 2.500 dan ADHI Rp 2.000 per saham.

Sukarno Alatas, Analis Oso Sekuritas mengatakan, pada semester II-2019 sektor properti berpotensi akan lebih baik dibandingkan semester I karena ada potensi sentimen positif dari regulator untuk menurunkan tingkat suku bunga.

“Jika suku bunga benar terjadi penurunan ada efisiensi biaya bunga yang dikeluarkan untuk mendanai proyek dan akan berpotensi meningkatkan permintaan penjualan properti,” ujar Sukarno. 

Menurutnya, hal tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk properti.

Perpaduan infrastruktur yang memadai dan properti TOD akan memberikan nilai tambahan bagi emiten konstruksi. Daya jual produk akan semakin menarik. 
Melihat potensi tersebut, pihaknya merekomendasikan saham-saham konstruksi antara lain ADHI, WIKA, WSKT dan PTPP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×