kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI tekankan perlunya sinergi untuk kurangi defisit transaksi berjalan


Senin, 28 Januari 2019 / 12:04 WIB
Gubernur BI tekankan perlunya sinergi untuk kurangi defisit transaksi berjalan


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Ketua Umum katan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo menyampaikan keinginannya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Memperkuat kontribusi ISEI bagi kemajuan ekonomi, tidak hanya tingkatkan pertumbuhan ekonomi tetaapi juga menurunkan defisit transaksi berjalan," jelas Perry di Kantor Pusat ISEI, Senin (28/1).

Pasalnya pemerintah dan BI memasang target tahun ini CAD sekitar 2,5% terhadap produk domestik bruto (PDB). Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalm menjaga CAD adalah neraca perdagangan. Bila melihat kondisi defisit neraca dagang yang sangat dalam pada tahun lalu atau sebesar US$ 8,57 miliar tentunya menjadi bahan evaluasi.

Hingga saat ini, jelas Perry, kondisi ekonomi tergantung pada komoditas. "Sehingga saat harga komoditas tinggi diikuti dengan ekonomi kita boom, Harga komoditas boom, properti boom, lending boom setelah itu diikuti ekonomi downntown prices," tambahnya.

Maka saat ini BI, pemerintah dan dunia usaha mengupayakan peningkatan industri manufaktur, meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Perry menyontohkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), otomotif, garmen dan elektronik. Tujuan utamanya mengurangi CAD.

ISEI dalam hal ini dapat berperan dengan memberi masukan untuk kebijakan dengan pendekatan agregat demand dan supply alias permintaan dan penawaran.

Kontribusi lain yang diharapkan Perry bisa menekan CAD adalah mempercepat keuangan digital. Saat ini BI mengaku sedang merumuskan konfigurasi ekonomi keuangan digital yang bisa mendorong ekonomi kerakyatan seperti UMKM dan pasal retail.

Ekonomi digital dalam hal ini perbankan dengan fintech harus terintegrasi juga untuk mendorong perekonomian. Sehingga tidak hanya e-commerce dengan fintech, tetapi juga UMKM dengan keuangan digital.

Selain itu perlunya dukungan kualitas akademik untuk profesi di bidang ekonomi. Sebab, idealnya teoritikal mesti berjalan dengan praktikal. Sedangkan saat ini menurut Perry, lebih banyak teoritikal dalam konsep pendidikan di bidang ekonomi. Sehingga perlunya dukungan ISEI untuk mendukung percepatan pengembangan pendidikan vokasi dan sertifikasi.

"Tidak hanya profesionalitas ekonom dan kesiapan lulusan kita dukung human resources development ke depan akan bisa dukung daya saing dan produktivitas kita dalam negeri," ujarnya.

Untuk mendukung langkah tersebut Perry menjelaskan perlunya memperkuat sinergi antar birokrat, akademis, dan dunia usaha. Menurutnya, kebijakan yang diambl pemerintah sudah bagus, hanya saja masih perlu adanya sinergi dalam implementasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×