kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara kembali naik, begini rekomendasi analis


Rabu, 24 April 2019 / 22:15 WIB
Harga batubara kembali naik, begini rekomendasi analis


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara global kembali bangkit pasca merosot dalam beberapa bulan terakhir. Penguatan harga dilihat karena faktor produksi dan suplai batubara yang meningkat. Analis melihat secara tren harga batubara akan kembali melemah.

Mengutip Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Juni 2019, Rabu (24/4) berada di level US$ 90,25 per metrik ton. Angka ini menguat 0,16% dari harga sebelumnya yaitu US$ 90,10 per metrik ton. Harga ini kembali naik tajam sebanyak 0,22% dalam sepekan.

Menurut Senior Research Asia Tradepoint Futures, Cahyo Dewanto, penguatan harga batubara cukup tipis karena produksi batubara di China akan diperbesar. Tak hanya itu suplai batubara di China juga dilaporkan naik 0,7%.

"Sentimen untuk harga batubara sebenarnya masih melemah. Karena ada penurunan impor batubara dari India. Sebab, banyak pabrik keramik yang tutup," ungkap Cahyo kepada Kontan.co.id, Rabu (24/4).

Hanya saja, penguatan batubara kini didukung produksi batubara lokal China yang akan diperbesar tahun ini. Cahyo bilang produksi ditargetkan capai 100 juta ton tahun 2019. Selain itu, pengiriman batubara termal bulan September, dilaporkan Zhengzhou Commodity Exchange, naik 0,7% atau 604,4 yuan per metrik ton.

Disamping itu, Electric Power Development.co atau dikenal denga perusahaan J-Power dan Industri Ube membagi kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara di bagian barat Jepang. Dikabarkan dua perusahaan dengan Osaka Gas akan berencana membangun 600 MW unit pembangkit listrik tenaga batubara, dengan teknologi USC.

Namun, Cahyo menilai harga batubara masih akan terkoreksi dan cenderung melemah besok. Karena beberapa faktor. Pertama, masalah lingkungan yang masih terus membayangi produksi dan permintaan batubara global. Disamping itu, adanya rencana pengurangan bertahap dan solusi energi listrik surya yang ramah lingkungan masih membayangi permintaan batubara di China dan Rusia.

Kedua, perlambatan global dimana China mengumumkan pada kuartal I di perekonomiannya hanya tumbuh 6,4% atau naik tipis dari proyeksinya 6,3%. "Angka yang kurang signifikan untuk kenaikan pertumbuhan ekonomi. Sementara kebutuhan batubara sebagai sumber energi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan impor batubara China akan turun 10 sampai 12 juta ton pada tahun 2019," ujar Cahyo.

Besok, Cahyo melihat harga batubara masih akan melemah, Dilihat secara teknikal, harga berada dibawah garis MA 50 dan diatas garis MA 100 juga 200. Sementara indikator RSI berada diatas area 14, stochastic diatas area 9,6, MACD diatas area 12,16, ADX dan CCI diatas area 14.

Diperkirakan besok harga batubara berada di level US$ 89,00 sampai US$ 89,50 per metrik ton. Sementara sepekan, bergerak di rentang US$ 87,30 sampai US$ 90,20 per metrik ton. Cahyo pun merekomendasikan buy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×