kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara naik, laba Semen Indonesia anjlok


Jumat, 03 November 2017 / 09:59 WIB
Harga batubara naik, laba Semen Indonesia anjlok


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen masih belum pulih juga. Tak heran, kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih tertekan. Perusahaan pelat merah ini mencatatkan rapor merah di kuartal III-2017.

Pada periode Juli-September lalu, laba bersih SMGR hanya sebesar Rp 367 miliar, anjlok 62% ketimbang periode yang sama di 2016. Alhasil, laba bersih perusahaan ini dalam sembilan bulan pertama 2017 terjun bebas menjadi Rp 1,46 triliun.

Padahal di akhir September lalu, pendapatan emiten semen ini mencapai Rp 20,55 triliun, atau naik 7,7% year-on-year. Terpuruknya laba bersih SMGR terjadi karena harga batubara.

Antonia Febe Hartono, Analis Danareksa Sekuritas, mengatakan, kenaikan harga batubara dunia memang melambungkan biaya operasional SMGR. Apalagi sepanjang tahun ini, harga si hitam terus melesat. Kemarin (2/11), harga batubara kontrak pengiriman Januari 2018 di ICE Future terbang 0,10% menjadi US$ 99,00 per metrik ton.

SMGR masih memakai batubara sebagai bahan bakar untuk proses produksi. Di saat beban produksi naik, average selling price (ASP) SMGR malah turun. Alhasil, margin turun."Laba bersih secara yoy masih negatif karena pricing masihtertekan," kata Antonia, Kamis (2/11).

Analis BCA Sekuritas Nyoman W. Prabawa menulis dalam risetnya, margin SMGR tertekan karena ASP perusahaan terkikis 7,4% secara yoy. Lalu ada kenaikan biaya transportasi dan penanganan sengketa pabrik di Rembang.

Asal tahu saja, beban pokok SMGR melompat 26,02% (yoy). Di saat yang sama, beban keuangannya melompat 106,73% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan pendapatan SMGR berasal dari penjualan semen yang meningkat. Dalam riset yang dikeluarkan Kamis (2/11), Analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta menjelaskan, volume penjualan perusahaan BUMN dalam sembilan bulan pertama 2017 ini mencapai 20,8 juta ton, atau menguat 9% yoy.




TERBARU

[X]
×