kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO masih terus menguat


Kamis, 14 September 2017 / 05:43 WIB
Harga CPO masih terus menguat


Reporter: Nathania Pessak, RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Menurunnya pasokan dan kenaikan permintaan membuat harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) melesat. Rabu (13/9), harga CPO kontrak pengiriman November di Malaysia Derivative Exchange menguat 1,56% ke RM 2.873 per metrik ton. Dalam sepekan, harga CPO sudah melambung 4,7%.

Harga CPO melesat setelah Malaysia merilis data produksi CPO Agustus yang turun 0,9% dari produksi Juli menjadi 1,81 juta ton. Sentimen positif juga bertambah lantaran ekspor CPO dari negeri jiran tersebut meningkat. Cargo Surveyor Intertek Testing Services melaporkan, ekspor CPO periode 6-10 September yang mereka tangani menanjak 6,9% jadi 1,49 juta ton.

Kenaikan permintaan CPO kali ini datang dari China serta India yang sebentar lagi akan merayakan festival Diwali. "Impor minyak sawit India di bulan Agustus naik 4% secara year on year (yoy) menjadi 868.744 ton," kata Deddy Yusuf Siregar, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, kemarin.

Tren bullish

Tak ayal, harga CPO terus meroket. Namun Deddy memperingatkan, kenaikan tinggi harga CPO membuat komoditas ini rawan mengalami koreksi. Apalagi, meski CPO dalam tren bullish, tapi pelaku pasar juga tertarik melirik minyak kedelai yang juga merupakan substitusi CPO.

Dalam waktu dekat, Departemen Pertanian AS juga akan merilis data produksi kedelai. "Produksi kedelai AS pada September, diprediksi naik menjadi 4.431 miliar karung, dan hal ini jelas menguntungkan pasar," jelas Deddy.

Tapi Analis Monex Investindo Futures Agus Chandra menganalisa, sinyal koreksi baru akan terlihat jika harga CPO sudah menembus level RM 2.910 per metrik ton. Pasar pun belum merespons keputusan Parlemen Uni Eropa yang menolak penggunaan minyak sawit mentah. 

Asal tahu saja, rencana penerapan beleid tersebut telah membuat beberapa perusahaan CPO di Indonesia dan Malaysia mencari pasar ekspor baru bagi hasil produksi minyak sawitnya. Tapi, toh, harga komoditas CPO ternyata tetap melambung. “Kalau nanti pasokan dan permintaan mulai terpengaruh, baru pelaku pasar akan fokus pada aturan itu,” terang Agus.

Pemerintah Indonesia pun sudah mengincar pasar baru untuk menggantikan Uni Eropa. Yang dijajal adalah Rusia. Awal bulan lalu, kedua negara telah menandatangi kesepakatan untuk menukar komoditas, termasuk di dalamnya kelapa sawit, dengan beberapa pesawat Jet Sukhoi.

Karena itu, Agus memprediksi, hari ini CPO masih bergerak menguat di rentang RM 2.800–RM 2.910 per metrik ton. Sedangkan Deddy memprediksi harga CPO bergerak di rentang RM 2.760-RM 2.900 per metrik ton dalam periode sepekan ke depan.

Secara teknikal, harga CPO berada di atas garis moving average (MA) 50, 100 dan 200, yang menandakan adanya potensi kenaikan jangka panjang. Hal ini seiring dengan indikator moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area positif. Hanya saja indikator relative strength index (RSI) dan stochastic menunjukkan potensi jenuh beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×