kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas melambung ke level tertinggi sejak Juni 2018


Kamis, 31 Januari 2019 / 18:39 WIB
Harga emas melambung ke level tertinggi sejak Juni 2018


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan dunia. Penguatan harga emas disokong keputusan Federal Reserve yang menahan suku bunga.

Mengutip Bloomberg Pukul 18.26 WIB, harga emas untuk pengiriman April 2019 di Commodity Exchange naik 0,90% menjadi US$ 1.327,40 per ons troi. Bahkan dalam sepekan harga emas melesat 3,23% dari US$ 1.285,90 per ons troi. Harga emas mencapai level tertinggi sejak Juni 2018.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengungkapkan, pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell bernada dovish. Untuk tahun ini, Powell menegaskan akan menahan atau lebih bersabar dalam menaikkan siklus suku bunga di tengah perlambatan ekonomi global.

“Kalau dilihat dari pidatonya, The Fed juga memperhatikan kondisi perekonomian dalam negeri. Dimana masih ada kelanjutan shutdown,” ujar Deddy kepada KONTAN, Kamis (31/1).

Powell menyatakan Fed akan lebih bersabar dalam menaikkan tingkat suku bunga tahun ini. Keputusan ini akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus menyusul berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS. Kebijakan tersebut, jelas mendorong pelemahan dollar dan mengerek naik harga emas spot.

Di samping pidato Jerome Powell yang dovish, Deddy juga menilai bahwa menjelang perayaan tahun baru China, atau imlek, permintaan emas akan semakin meningkat. Itu juga yang membuat harga emas mencapai angka tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Kendati demikian, Deddy melihat ada potensi harga emas spot terkoreksi kembali. Pasalnya pemerintah AS bisa kembali berhenti beraktivitas karena Presiden Trump yang terus melakukan lobi politik demi mendapat anggaran pembangunan tembok perbatasan AS dan Meksiko.

Deddy juga menilai ditolaknya Plan B Perdana Menteri Theresa May membuat nasib Inggris terkatung-katung. Jika Parlemen Uni Eropa kembali menolak proposal Brexit maka saat Inggris melakukan perdagangan, negara tersebut harus meminta izin ke WTO terlebih dahulu. Deddy mengatakan ini yang akan dikhawatirkan pelaku pasar, meskipun bank sentral Inggris siap menghadapi keputusan buruk sekalipun.

Tak hanya sentimen negatif yang terjadi di kawasan Uni Eropa, kelanjutan perang dagang juga belum membuahkan hasil yang baik. “Kita tunggu saja nanti malam hasilnya akan seperti apa,” tandasnya. Negosiasi AS dan China akan berlangsung hingga Kamis waktu Washington atau Jumat dini hari di Indonesia.

Secara teknikal, Deddy melihat harga emas spot bergerak di atas garis MA 50, MA 100 dan MA 200. Indikator ini mengindikasikan harga menguat untuk jangka waktu panjang, Sementara indikator stochastic berada di area 94 atau overbought. Sama halnya dengan indikator RSI di area 73 dan MACD di area positif. Semua indikator mengindikasikan ada kenaikan tetapi rentang terkoreksi.

Deddy memperkirakan, harga emas bergerak di level US$ 1.303,20-US$ 1.335,30 per ons troi dalam sepekan ke depan. Deddy masih merekomendasikan beli namun terbatas. Ia mewaspadai aksi profit taking yang menyebabkan harga emas terkoreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×