kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak rekor, Putin: Sebaiknya Trump tidak mengintervensi pasar


Kamis, 04 Oktober 2018 / 07:40 WIB
Harga minyak rekor, Putin: Sebaiknya Trump tidak mengintervensi pasar
ILUSTRASI. Kilang minyak di Iran


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak makin membara. Kemarin, harga minyak kembali menyentuh rekor tertinggi baru sejak Desember 2014. 

Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange melaju 1,57% ke US$ 76,41 per barel. Setelah melaju kencang, Kamis (4/10) pukul 7.21WIB, harga minyak terkoreksi 0,43% ke US$ 76,08 per barel.

Meski koreksi, harga minyak acuan Amerika Serikat ini masih lebih tinggi dari harga sebelum Rabu. Pergerakan serupa pun terjadi pada harga minyak brent.

Harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2018 di ICE Futures kemarin melaju ke rekor tertinggi sejak Desember 2014. Kemarin, harga minyak acuan internasional ini melompat 1,76% ke US$ 86,29 per barel.

Hari ini, harga minyak terkoreksi 0,45% dari rekor baru. Harga minyak hari ini pun masih lebih tinggi dari posisi sebelum hari Rabu.

Kemarin, American Petroleum Institute (API) melaporkan kenaikan stok minyak mentah AS sebesar 907.000 barel hingga akhir pekan lalu. Sementara itu, Barclays memperkirakan, produksi minyak AS tahun depan akan mencapai 11,3 juta barel per hari.

Meski ada potensi kenaikan pasokan, para trader mengatakan pasar minyak masih ketat karena sanksi AS terhadap Iran yang berlaku awal bulan depan.

Presiden Rusia Vladimir Putin membenarkan anggapan Presiden AS Donald Trump bahwa harga minyak terlalu tinggi. Pada Russian Energy Week, Putin mengatakan bahwa harga minyak melonjak karena adanya sanksi AS terhadap produsen besar OPEC, Iran.

Asal tahu, Iran adalah produsen terbesar ketiga di OPEC. Putin menambahkan, sebaiknya Trump tidak mengintervensi pasar minyak. Dia juga mengatakan, Eropa terlambat menahan dampak penerapan sanksi terhadap Iran, yang merupakan penyebab utama kenaikan harga.

"Kami telah  menaikkan produksi 400.000 barel per hari sesuai dengan kesepakatan dengan rekan kami. Kami bisa menaikkan lagi antara 200.000-300.000 barel per hari jika diperlukan," kata Putin seperti dikutip Reuters.

Bulan September, produksi minyak Rusia mencapai 11,36 juta barel per hari yang merupakan level produksi tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Selain Rusia, Arab Saudi berniat menaikkan produksi minyak pada bulan depan. Bulan ini, produksi minyak Saudi diperkirakan mencapai 10,7 barel per hari.

Khalid al-Falih, Menteri Energi Saudi mengatakan, pihaknya berkomunikasi secara mingguan dengan Rusia untuk menstabilkan pasar minyak yang terus mencetak harga tertinggi. "Para produsen minyak telah menambah sekitar 1 juta barel perhari dalam beberapa pekan dan bulan terakhir," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×