kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga sulit kembali ke US$ 7.000 per metrik ton hingga akhir tahun


Rabu, 25 Juli 2018 / 18:58 WIB
Harga tembaga sulit kembali ke US$ 7.000 per metrik ton hingga akhir tahun


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati masih diselimuti ketidakpastian perang dagang, harga tembaga menguji tenaganya dalam pekan ini. Namun, naiknya harga tembaga tampaknya tak akan berlanjut lama. Logam industri ini justru diproyeksi sulit kembali ke level harganya pada awal tahun, yakni di kisaran US$ 7.000 per metrik ton.

Pekan ini, tembaga memang mendapat katalis positif dari kebijakan stimulus fiskal pemerintah China yang berpotensi mendorong industri logam Negeri Tembok Besar tersebut. Kisruh serikat pekerja di Escondida, perusahaan tambang tembaga terbesar di dunia, juga turut menopang harga di tengah kekhawatiran berkurangnya pasokan.

"Pelaku pasar masih akan merespon dua sentimen positif tersebut setidaknya dalam pekan ini. Apalagi, setelah pekan lalu harga sempat dihantam sentimen perang dagang memanas," ujar Andri Hardianto, Analis Asia Tradepoint Futures, Rabu (25/7).

Namun, dalam jangka menengah hingga akhir tahun nanti, Andri melihat harga tembaga masih akan sulit pulih ke posisinya di awal tahun. Pasalnya, pasar masih menanti kenaikan suku bunga acuan AS yang diproyeksi dua kali hingga akhir 2018.

Selain itu, pelemahan harga tembaga juga bisa berlanjut seiring dengan depresiasi yang dialami mata uang yuan China. Ketidakpastian perang dagang antara AS, China, Eropa, maupun negara lainnya membuat harga sulit pulih secara konsisten.

Di sisi lain, Andri melihat pasokan tembaga hingga akhir tahun masih akan cenderung normal. "Setelah diambil alih pemerintah, produksi tembaga Freeport berpotensi naik. Begitupun dengan produksi Escondida dan Antofagasta di Chile masih tampak normal kalau tidak ada kasus lagi," kata Andri.

Dengan demikian, Andri memperkirakan harga tembaga hanya akan bergerak menguat hingga kisaran US$ 6.450 - US$ 6.800 per metrik ton hingga akhir tahun nanti.

Sementara, untuk perdagangan besok, Kamis (26/7), Andri memproyeksi harga tembaga masih berpotensi lanjut menguat meski secara teknikal, indikator memberi sinyal mix. Saat ini, harga bergulir di atas garis Moving Average (MA) 50, namun masih di bawah MA 100 dan 200. Ini mengonfirmasi perkiraan Andri bahwa dalam jangka panjang harga tembaga masih dalam tren bearish.

Namun, indikator MACD masih berada di teritori positif pada level 26,2. Indikator Stochastic berada di level 71, sedangkan RSI berada di level 59,5.

Andri memproyeksi, besok, harga tembaga akan bergerak dalam kisaran US$ 6.230 - US$ 6.350 per metrik ton. Adapun, sepekan ke depan, ia memprediksi harga berada dalam rentang US$ 6.180 - US$ 6.420 per metrik ton.

Adapun, mengutip Bloomberg, Selasa (24/7), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada level US$ 6.295 per metrik ton. Harga ini naik 2,69% jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×