kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HBA terus merosot, APBI: Perlu ada pengendalian produksi batubara


Rabu, 05 Agustus 2020 / 19:47 WIB
HBA terus merosot, APBI: Perlu ada pengendalian produksi batubara
ILUSTRASI. Harga batubara acuan (HBA) bulan Agustus 2020 tercatat US$ 50,34 per ton, turun 3,49% dibandingkan bulan sebelumnya.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara acuan (HBA) bulan Agustus 2020 tercatat US$ 50,34 per ton, turun 3,49% dibandingkan bulan sebelumnya. HBA Agustus ini melanjutkan tren penurunan dalam lima bulan terakhir dan masuk ke level terendah sejak tahun 2016.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, HBA yang kembali merosot menandakan permintaan yang masih lemah, khususnya dari China dan India sebagai importir batubara terbesar.

Hendra menerangkan, meski indikator kuartal II 2020 ekonomi China menunjukkan perbaikan, tetapi impor dari China masih melemah seiring dengan stockpile yang masih cukup besar. Sementara di negara-negara pengimpor batubara lainnya seperti India, perekonomiannya masih belum pulih.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) kejar target produksi hingga 90 juta ton batubara tahun ini

Bahkan di sejumlah negara seperti di Filipina dan Vietnam memberlakukan lagi kebijakan karantina wilayah (lockdown) di beberapa daerah tertentu. "Dari segi demand, untuk mengharapkan peningkatan dari negara-negara importir utama, hal itu sangat tergantung dari bagaimana negara-negara itu bisa mengatasi penyebaran covid-19," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8).

Sedangkan dari sisi pasokan, Hendra menekankan, pengendalian produksi perlu dilakukan pemerintah. Hal itu dimaksudkan untuk meminimalkan selisih (gap) di pasar yang kini sedang oversupply.

"Ini menjadi salah satu alternatif solusi di tengah kondisi pasar yang dapat dikatakan sebagai buyers market," sebut Hendra.

Seperti diketahui, pada awal Juli lalu, APBI mendorong adanya penurunan produksi batubara nasional sekitar 15%-20%. Menurut Hendra, dorongan pengurangan produksi perlu dilakukan dalam menyikapi tren harga yang terus turun akibat kondisi oversupply.

"Pandangan kami sebagai asosiasi, untuk mendorong harga agar menguat, langkah pengurangan produksi perlu dipertimbangkan karena kondisi oversupply yang makin melebar. Oversupply di pasar sudah terjadi jauh sebelum Covid-19, namun makin melebar dengan penyebaran covid-19," jelasnya.

Meski demikian, dorongan pengurangan produksi ini disikapi berbeda oleh sejumlah perusahaan. Hendra bilang, setiap perusahaan memiliki pertimbangannya masing-masing sehingga ada yang tetap dengan rencana produksi di awal tahun, ada yang akan menurunkan produksi, namun ada juga yang ingin meningkatkannya.

Baca Juga: Harga batubara terus turun, Adaro dan ABM Investama mengerem produksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×