kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Februari, volume produksi Sampoerna Agro (SGRO) tumbuh dua digit


Selasa, 02 April 2019 / 15:58 WIB
Hingga Februari, volume produksi Sampoerna Agro (SGRO) tumbuh dua digit


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mencatat realisasi produksi Crude Palm Oil (CPO) pada Februari 2019 naik dua digit dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Asal tahu saja, SGRO menargetkan produksi CPO atau minyak kelapa sawit mentah sebesar 5%-10% tahun ini.

Meski begitu, Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk Michael Kesuma belum bisa memastikan apakah peningkatan ini berlanjut hingga akhir kuartal I-2019. “Sebab saat ini kami masih dalam proses konsolidasi kinerja kuartal I,” jelasnya kepada Kontan.co.id (2/4).

Meski Michael menyatakan terjadi kenaikan dua digit di bulan pertama tahun ini, volume persediaan semakin turun. Sebab SGRO mencatat peningkatan volume penjualan sehingga persediaan menurun signifikan. 

Pemasaran produk semuanya didistribusikan ke pasar domestik, khususnya Lampung dan selebihnya Jakarta. 

Guna mencapai target produksi tahun ini, SGRO menjalankan beberapa strateginya yakni meningkatkan kualitas aset tanaman yang diklaim masa produktivitasnya terus menanjak. 
Sebab secara rata-rata masa produktif tanaman sawit 11 tahun-12 tahun dan profil tanaman sawit SGRO cukup baik. Kemudian SGRO meningkatkan kualitas pabrik dan utilitasnya. 

Selain itu juga fokus terhadap kegiatan penjualan sehingga dapat mengurangi jumlah persediaan yang relatif besar.

Tahun ini, SGRO melakukan penanaman baru kebun kelapa sawit seluas 2.000 hektare (ha)-4.000 ha di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan. Selain sawit, SGRO juga menambah lahan karet 1.000 ha-2.000 ha di Kalimantan Barat.

Untuk kebutuhan ekspansi di 2019, Michael mengatakan SGRO menganggarkan belanja modal sebesar Rp 600 miliar-Rp 800 miliar. Perinciannya, “Sebesar 55% dialokasikan khusus untuk aset tanaman dan 45% untuk aset tetap yang terdiri dari infrastruktur seperti jalanan, jembatan, dan peremajaan mesin (maintenance),” jelasnya.

Selain memperluas lahan, belanja juga dialokasikan untuk pemeliharaan tanaman yang sudah ditanam tapi belum menghasilkan. “Misalnya sawit mulai menghasilkan empat tahun, jadi untuk tahun tanam yang kita tanam tahun lalu yang masih belum menghasilkan harus dirawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×