kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikut Expo 2020 Dubai, pemerintah beberkan potensi industri otomotif dan elektronik


Senin, 25 Oktober 2021 / 11:04 WIB
Ikut Expo 2020 Dubai, pemerintah beberkan potensi industri otomotif dan elektronik
ILUSTRASI. Dirjen ILMATE Kemenperin, Taufiek Bawazier menyatakan Indonesia menargetkan untuk mengembangkan industri komponen utama EV berupa baterai, motor listrik dan inverter.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus berupaya menunjukkan kemampuan industri nasional di kancah global, termasuk dalam keberhasilan mengaplikasikan teknologi digital. Transformasi ke arah industri 4.0 ini merupakan wujud nyata implementasi dari peta jalan Making Indonesia 4.0.

Saat menghadiri Business Forum Expo 2020 Dubai, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pemerintah optimistis terhadap aspirasi besar yang ada di dalam Making Indonesia 4.0 dapat terwujud, yakni menjadikan Indonesia sebagai bagian dari 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030.

Menperin mengemukakan, awalnya saat diluncurkan pada tahun 2018, peta jalan Making Indonesia 4.0 menetapkan lima sektor industri yang mendapat prioritas pengembangan dalam menerapkan digitalisasi, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia.

Namun, seiring berjalannya waktu, terutama dalam masa pandemi Covid-19, pemerintah menambah dua sektor lagi yang juga turut dipacu kinerjanya, yakni industri farmasi dan alat kesehatan. Kedua sektor ini mampu tumbuh di tengah masa pandemi sehingga punya potensi besar dalam menopang perekonomian nasional ke depannya.

Baca Juga: Rayakan hari listrik nasional ke-76, anak usaha PLN dorong sinergi kelistrikan

“Sektor-sektor industri tersebut berperan penting terhadap perekonomian Indonesia, di antaranya berkontribusi terhadap 70% dari GDP manufaktur Indonesia, 65% pada ekspor manufaktur Indonesia, dan 60% dari tenaga kerja manufaktur Indonesia,” ungkap Agus dalam siaran pers di situs Kemenperin, Minggu (24/10).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengemukakan, pihaknya bertekad semakin memacu kinerja dua sektor industri binaannya yang masuk prioritas pengembangan dalam Making Indonesia 4.0, yakni industri otomotif dan elektronika.

Kedua sektor tersebut saat ini telah menerapkan industri 4.0 yang dapat meningkatkan daya saingnya.

“Keuntungannya dalam bertransformasi digital, antara lain adalah dapat meningkatkan daya saing, mengurangi cost, meningkatkan revenue, dan memiliki kesempatan untuk memperluas market secara global,” terang dia.

Taufiek memaparkan bahwa Indonesia adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem di sektor ini telah mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang.

Saat ini, industri otomotif Indonesia didukung oleh industri komponen tier 1, 2, dan 3 yang berperan penting terhadap produktivitasnya. Pemerintah terus meningkatkan ekosistem industri otomotif ini karena membawa dampak luas bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.




TERBARU

[X]
×